Jasa Marga siap urai kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah terbitkan regulasi untuk mengurai macet Tol Jakarta-Cikampek dapat dukungan operator tol PT Jasa Marga Tbk. 

Sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Tol Jakarta-Cikampek, Jasa Marga menyatakan kesiapannya melaksanakan beberapa opsi yang telah muncul. Beberapa opsi misalnya soal pembatasan truk, High Occupancy Vehicle (HOV) Lane atau lajur khusus bus.

"Dua itu dulu yang kan mulai trial, dan kita tentu siap," kata Desy Aryani, Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk (Persero). kepada KONTAN seusai rapat di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Selasa (30/1).


Soal opsi pembatasan truk sendiri dikatakan Desi tak akan mengganggu pendapatan bisnis Jasamarga. Sebaliknya, hal tersebut justru dapat meningkatkan pendapatan.

"Masalah truk itu karena overload, kalau overload kan jadi terhambat. Kalau dibatasi malah lancar, jadi malah bertambah pendapatannya," sambungnya.

Selain opsi mengurai macet, saat ini pemerintah juga sedang melaksanakan pembangunan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Heri Trisaputra Zuna mengatakan, meskipin terhitung baru dimulai satu seksi yaitu Seksi V Cibitung-Cikarang Utama mulai bisa beroperasi pada April 2019.

"Masih sedikit sih progressnya sekitar 20,98% yang seksi V, targetnya April 2019 akan beroperasi," katanya dalam kesempatan yang sama.

Sementara secara keseluruhan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated akan memiliki panjanh 36,37 km dengan sembilan seksi. Seksi I Cikunir-Bekasi Barat (2,94 km), Seksi II Bekasi Barat-Bekasi Timur (3,42 km), Seksi III Bekasi Timur-Tambun (4,40 km), Seksi IV Tambun-Cibitung (3,30 km), Seksi V Cibitung-Cikarang Utama (4,66 km), Seksi VI Cikarang Utama-Cikarang Barat (1,96 km), Seksi VII Cikarang Barat-Cibatu (3,11 km), Seksi VIII Cibatu-Cikarang Timur (3 km), dan Seksi IX Cikarang Timur-Karawang Barat (9,58 km).

Sementara itu bertidak sebagai BUJT adalah PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek dimana sahamnya 80% dimiliki PT Jasamarga, dan 20% dimiliki PT Ranggi Sugiron Perkasa. Nilai investasi Tol ini diperkirakan mencapai Rp 16,233 triliun dengan biaya konstruksi senilai Rp 11,668 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia