KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menargetkan pendapatan usaha di luar konstruksi sebesar Rp 11,6 triliun pada tahun 2018. Target tersebut meningkat 30,3% dibandingkan pencapaian perusahaan ini sepanjang tahun 2017. Sepanjang 2017, Jasa Marga telah membukukan pendapatan usaha di luar konstruksi sebesar Rp 8,9 triliun atau hanya meningkat 4,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara dari sektor kontruksi, Jasa Marga mencetak pendapatan sebesar Rp 26,17 triliun sejalan dengan bertambahnya ruas tol yang sedang dikerjakan perusahaan ini. Dengan begitu, total pendapatan Jasa Marga di 2017 mencapai Rp 35,09 triliun, melonjak 110,6% dari tahun 2016.
Agus Setiawan, Sekretaris Perusahaan Jasa Marga mengatakan, dalam memasang target, pihaknya hanya menetapkan dari sisi pendapatan operasional tol dan usaha lainnya di luar kontruksi. Maklum, beban konstruksi sama besarnya dengan pendapatan tersebut karena pembangunan jalan tol ditenderkan ke perusahaan kontraktor. "Kami sebenarnya punya pendapatan konstruksi, tetapi yang lebih kami lihat lebih ke pendapatan operasional tol dan nol tol seperti properti dan pemeliharaan yang diperkirakan akan tumbuh," kata Agus pada Kontan.co.id baru-baru ini. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Jasa Marga, Senin (12/2), beban perusahaan ini sepanjang tahun 2017 meningkat sebesar 152,3% menjadi Rp 29,78 triliun dari Rp 11,80 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara beban konstruksi mencapai Rp 26,01 triliun. Di tengah masa ekspansi, Jasa Marga dapat menjaga pertumbuhan EBITDA tahun 2017 sebesar Rp 5,5 triliun atau tumbuh 4,8%. Sedangkan untuk Margin EBITDA sebesar 61,4% atau tumbuh 2,2% dari tahun 2016. Sepanjang tahun lalu, JSMR mengantongi laba bersih sebesar Rp 2,2 triliun atau naik 16,46% dibandingkan pencapaian laba bersih tahun 2016 yang sebesar Rp 1,89 triliun. Agus menambahkan, tahun ini pendapatan operasional jalan tol Jasa Marga belum akan tumbuh signifikan walaupun ada ruas-ruas tol yang baru beroperasi tahun 2017 dan kenaikan tarif di beberapa ruas tol di beberapa ruas
existing. Itu karena volume kendaraan di tol yang baru masih belum stabil, sedangkan di ruas yang mengalami kenaikan tarif sudah sempit ruang untuk meningkatkan
traffic. Untuk mencapai target yang sudah dipatok di tengah
traffic tol baru yang belum optimal, Jasa Marga akan mengoptimalkan bisnis non tol seperti properti dan bisnis jasa pemeliharaan. "Tahun ini kontribusi pendapatan non tol akan meningkat menjadi 17% dari tahun lalu sekitar 10%," jelas Agus.
Pada tahun 2017, Jasa Marga telah mengimplementasikan alternatif pembiayaan untuk pendanaan investasi. Akhir Agustus 2017, perusahaan ini menerbitkan KIK EBA Mandiri JSMR01 senilai Rp 2 triliun. Inovasi lainnya yang dilakukan Jasa Marga untuk menjaga beban bunga adalah dengan melakukan p
roject bond yang telah dilakukan di Ruas JORR W2 Utara (Kebon Jeruk-Ulujami) yang dikelola Anak Perusahaan PT Marga Lingkar Jakarta. Ruas Tol JORR W2 Utara yang telah beroperasi penuh sejak tahun 2014 ini memiliki tiga alasan strategis sebagai
project bond perdana yaitu pertimbangan lokasi yang strategis, pertumbuhan volume lalin yang baik dan pertumbuhan yang tinggi serta konsisten untuk pendapatan tol, EBITDA, Margin EBITDA dan kondisi keuangan yang stabil. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini