JAKARTA. Membaiknya sektor pertanian Indonesia membuat ekspor sayur mayur meningkat. Beberapa perusahaan jasa ekspedisi pun turut menuai berkahnya. Salah satunya adalah PT Ekspress Aerospindendo, yang melayani jasa pengiriman sayur mayur ke luar negeri. Sepanjang Januari-Agustus 2010 lalu, ekspor sayur melalui perusahaan ini naik 50% dibanding periode sama 2009. Vice President PT Ekspress Aerospedindo Syech Jufr mengatakan, dalam seminggu perusahaannya mengirim sayuran sampai lima kali. Volumenya sekitar 10 ton sekali kirim. Adapun jenis sayuran yang mereka angkut ke negara luar, antara lain bayam, kentang, jagung, singkong, kembang kol dan lain-lain. Negara tujuannya Singapura dan Malaysia. "Kami mengirim sayuran dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (14/9). Saat ini, pengiriman sayuran mendominasi bisnis Ekspress Aerospindendo dengan porsi 60%. Sementara porsi pengiriman alat komunikasi 20% dan pengiriman alat industri sebesar 10%.Perusahaan jasa ekspedisi lain yang juga menikmati rezeki dari meningkatnya ekspor sayur mayur dari Indonesia adalah PT Sarijasa Utama. Dalam periode Januari-Agustus 2010, pengiriman sayuran di perusahaan ini meningkat 70% dibanding periode sama tahun sebelumnya. "Tahun lalu porsi ekspor sayuran di PT Sarijasa hanya 30%. Tahun ini bisa mencapai 80% dari total pengiriman di Sarijasa," kata Direktur Utama PT Sarijasa Jeremy Sirahit.Jeremi bilang, belakangan ini perusahaannya hampir setiap hari mengirimkan aneka macam sayuran dari Jawa dan Sumatera. Sekali pengiriman volumenya mencapai 16 ton di hari biasa. "Menjelang akhir pekan biasanya volume pengiriman naik menjadi 22 ton," ujarnya, rabu (15/9). Jeremy merinci, ekspor sayuran ke Singapura sebanyak 35% dari total sayur yang mereka kirim. Sementara ke Jepang sebanyak 20%, ke Timur Tengah sebanyak 10%. Sisanya, ke Eropa.Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) Sukatno mengatakan, tak banyak perusahaan jasa ekspedisi yang melirik ekspor sayuran. Maklum, komoditas ini cepat membusuk.Sukatno menambahkan, rata-rata perusahaan jasa ekspedisi yang masuk ke bisnis ini sudah punya pelanggan tetap. "Biasanya dari industri makanan, bukan dari perorangan," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Jasa pengiriman sayuran Indonesia naik hingga 70%
JAKARTA. Membaiknya sektor pertanian Indonesia membuat ekspor sayur mayur meningkat. Beberapa perusahaan jasa ekspedisi pun turut menuai berkahnya. Salah satunya adalah PT Ekspress Aerospindendo, yang melayani jasa pengiriman sayur mayur ke luar negeri. Sepanjang Januari-Agustus 2010 lalu, ekspor sayur melalui perusahaan ini naik 50% dibanding periode sama 2009. Vice President PT Ekspress Aerospedindo Syech Jufr mengatakan, dalam seminggu perusahaannya mengirim sayuran sampai lima kali. Volumenya sekitar 10 ton sekali kirim. Adapun jenis sayuran yang mereka angkut ke negara luar, antara lain bayam, kentang, jagung, singkong, kembang kol dan lain-lain. Negara tujuannya Singapura dan Malaysia. "Kami mengirim sayuran dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (14/9). Saat ini, pengiriman sayuran mendominasi bisnis Ekspress Aerospindendo dengan porsi 60%. Sementara porsi pengiriman alat komunikasi 20% dan pengiriman alat industri sebesar 10%.Perusahaan jasa ekspedisi lain yang juga menikmati rezeki dari meningkatnya ekspor sayur mayur dari Indonesia adalah PT Sarijasa Utama. Dalam periode Januari-Agustus 2010, pengiriman sayuran di perusahaan ini meningkat 70% dibanding periode sama tahun sebelumnya. "Tahun lalu porsi ekspor sayuran di PT Sarijasa hanya 30%. Tahun ini bisa mencapai 80% dari total pengiriman di Sarijasa," kata Direktur Utama PT Sarijasa Jeremy Sirahit.Jeremi bilang, belakangan ini perusahaannya hampir setiap hari mengirimkan aneka macam sayuran dari Jawa dan Sumatera. Sekali pengiriman volumenya mencapai 16 ton di hari biasa. "Menjelang akhir pekan biasanya volume pengiriman naik menjadi 22 ton," ujarnya, rabu (15/9). Jeremy merinci, ekspor sayuran ke Singapura sebanyak 35% dari total sayur yang mereka kirim. Sementara ke Jepang sebanyak 20%, ke Timur Tengah sebanyak 10%. Sisanya, ke Eropa.Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) Sukatno mengatakan, tak banyak perusahaan jasa ekspedisi yang melirik ekspor sayuran. Maklum, komoditas ini cepat membusuk.Sukatno menambahkan, rata-rata perusahaan jasa ekspedisi yang masuk ke bisnis ini sudah punya pelanggan tetap. "Biasanya dari industri makanan, bukan dari perorangan," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News