MALANG. Perum Jasa Tirta I yang mengelola Sungai Brantas menyebutkan telah menyiapkan dana sebesar Rp 37,6 miliar untuk melakukan investasi di tahun ini. "Investasi tersebut akan dialokasikan pada sistem penyediaan air minum dan sektor listrik," ujar Direktur Perencanaan dan Pengembangan Teknik Perum Jasa Tirta I Harianto, dalam acara media gathering Kementerian Pekerjaan Umum yang digelar di Selorejo, Malang.Investasi tersebut untuk memaksimalkan potensi yang ada pada perusahaan, juga meningkatkan sumber pendapatan perusahaan. Dana tersebut antara lain dialokasikan ke sistem penyediaan air minum Lamongan sebesar Rp 12,6 miliar, dan sistem pengelolaan air minum Mojosongo senilai Rp 10 miliar. Selain itu, untuk Pembangkit Listrik Tenaga Matahari (PLTM) Lodagung I senilai Rp 4 miliar, PLTM Lodagung II sebanyak Rp 1,9 miliar serta PLTA Lodoyo sejumlah Rp 8,2 miliar. "Tahun ini, rencananya air minum di Lamongan sudah dapat dilayani oleh perusahaan," ungkapnya.Lebih lanjut, Harianto menyatakan, kapasitas dari sistem penyediaan air minum ini adalah sekitar 30 liter per detik atau untuk 3.400 Kepala Keluarga. Untuk proyek pengadaan air minum ini, perusahaan Jasa Tirta I akan bekerjasama dengan perusahaan daerah air minum (PDAM). Hal tersebut memungkinkan dilakukan jika suatu wilayah sudah terdapat layanan PDAM. Namun jika belum, maka pihaknya dapat mengembangkan layanan kepada masyarakat secara mandiri. Dengan langkah ini diharapkan akan menghindari persinggungan usaha antara PDAM dan Perum Jasa Tirta.
Jasa Tirta I siapkan Rp 37,6 miliar untuk ekspansi sektor air minum dan listrik
MALANG. Perum Jasa Tirta I yang mengelola Sungai Brantas menyebutkan telah menyiapkan dana sebesar Rp 37,6 miliar untuk melakukan investasi di tahun ini. "Investasi tersebut akan dialokasikan pada sistem penyediaan air minum dan sektor listrik," ujar Direktur Perencanaan dan Pengembangan Teknik Perum Jasa Tirta I Harianto, dalam acara media gathering Kementerian Pekerjaan Umum yang digelar di Selorejo, Malang.Investasi tersebut untuk memaksimalkan potensi yang ada pada perusahaan, juga meningkatkan sumber pendapatan perusahaan. Dana tersebut antara lain dialokasikan ke sistem penyediaan air minum Lamongan sebesar Rp 12,6 miliar, dan sistem pengelolaan air minum Mojosongo senilai Rp 10 miliar. Selain itu, untuk Pembangkit Listrik Tenaga Matahari (PLTM) Lodagung I senilai Rp 4 miliar, PLTM Lodagung II sebanyak Rp 1,9 miliar serta PLTA Lodoyo sejumlah Rp 8,2 miliar. "Tahun ini, rencananya air minum di Lamongan sudah dapat dilayani oleh perusahaan," ungkapnya.Lebih lanjut, Harianto menyatakan, kapasitas dari sistem penyediaan air minum ini adalah sekitar 30 liter per detik atau untuk 3.400 Kepala Keluarga. Untuk proyek pengadaan air minum ini, perusahaan Jasa Tirta I akan bekerjasama dengan perusahaan daerah air minum (PDAM). Hal tersebut memungkinkan dilakukan jika suatu wilayah sudah terdapat layanan PDAM. Namun jika belum, maka pihaknya dapat mengembangkan layanan kepada masyarakat secara mandiri. Dengan langkah ini diharapkan akan menghindari persinggungan usaha antara PDAM dan Perum Jasa Tirta.