JAKARTA. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) menargetkan pertumbuhan pendapatan premi sebesar 17%-20% di tahun 2014. Target tersebut menyamai proyeksi Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengenai pertumbuhan bisnis industri asuransi umum. Direktur Ritel Jasindo, Sahata L. Tobing mengatakan, perusahaan menargetkan pendapatan premi sebesar Rp 4,1 triliun. "Sepanjang 2013, premi Jasindo sebesar Rp 4 triliun," ujar Sahata belum lama ini. Untuk bisa mencapai target tersebut, Sahata berencana melakukan restrukturisasi organisasi dan memperkuat bisnis. "Di beberapa bisnis kami yang akan agak kurang akan kami tingkatkan, seperti asuransi marine cargo, asuransi engeneering, supaya bisa lebih berkontribusi," terang Sahata. Adapun portofolio pendapatan premi Jasindo terbesar berasal dari asuransi sektor minyak dan gas sebesar 25% dan asuransi properti sebesar 25%. Menyusul di belakangnya, kontribusi dari asuransi penerbangan dan otomotif, masing-masing 12,5%. Kemudian asuransi aneka berkontribusi 8%-9%, asuransi engeneering 5%, asuransi keuangan 3%-4%, dan asuransi marine cargo sebesar 2,5%. Asuransi lainnya menyumbang antara 5%-6%.
Jasindo menargetkan pertumbuhan premi 20%
JAKARTA. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) menargetkan pertumbuhan pendapatan premi sebesar 17%-20% di tahun 2014. Target tersebut menyamai proyeksi Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengenai pertumbuhan bisnis industri asuransi umum. Direktur Ritel Jasindo, Sahata L. Tobing mengatakan, perusahaan menargetkan pendapatan premi sebesar Rp 4,1 triliun. "Sepanjang 2013, premi Jasindo sebesar Rp 4 triliun," ujar Sahata belum lama ini. Untuk bisa mencapai target tersebut, Sahata berencana melakukan restrukturisasi organisasi dan memperkuat bisnis. "Di beberapa bisnis kami yang akan agak kurang akan kami tingkatkan, seperti asuransi marine cargo, asuransi engeneering, supaya bisa lebih berkontribusi," terang Sahata. Adapun portofolio pendapatan premi Jasindo terbesar berasal dari asuransi sektor minyak dan gas sebesar 25% dan asuransi properti sebesar 25%. Menyusul di belakangnya, kontribusi dari asuransi penerbangan dan otomotif, masing-masing 12,5%. Kemudian asuransi aneka berkontribusi 8%-9%, asuransi engeneering 5%, asuransi keuangan 3%-4%, dan asuransi marine cargo sebesar 2,5%. Asuransi lainnya menyumbang antara 5%-6%.