Jasindo: Sebanyak 75,59% Klaim Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) Akibat Kekeringan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) melakukan survei area persawahan yang akan menerima Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bersama dengan Distanhorbun di Kabupaten Bogor pada Senin (25/9) lalu.

Hal tersebut sebagai salah satu langkah dari yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor dalam menghadapi dampak kekeringan yang mengakibatkan padi gagal tumbuh di daerah tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Asuransi Jasindo sebagai salah satu asuransi yang menyediakan produk AUTP mengatakan bahwa sampai dengan September 2023, perusahaannya telah menerima laporan klaim melalui aplikasi SIAP (Sistem Informasi Pertanian) dari 39 Kabupaten atau Kota.


Baca Juga: El Nino Diprediksi Berdampak Signifikan pada Industri Asuransi Pertanian

Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo Brellian Gema mengatakan, 75,59% dari laporan klaim penyebab kerugian paling besar karena kekeringan.

Hal ini memang tidak bisa dipungkiri merupakan dampak dari fenomena cuaca yang terjadi di Indonesia saat ini, di mana tingkat risiko kekeringannya semakin meningkat.

“Atas laporan klaim di aplikasi SIAP, kami telah menindaklanjuti dengan melakukan survey klaim dan analisa atas kelengkapan dokumen klaim sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujar Brellian pada Kontan.co.id, Selasa (3/10).

Brellian juga mengungkapkan bahwa dari 39 Kabupaten atau Kota yang melaporkan klaim AUTP, Asuransi Jasindo telah menyelesaikan laporan klaim AUTP di 8 Kabupaten atau Kota tersebut, di antaranya Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Purwakarta, Kota Banjar, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Barito Utara, dan Kota Sawah Lunto.

“Kami perkirakan klaim AUTP berpotensi meningkat seiring dengan adanya perubahan iklim yang saat ini terjadi, maka kami mengimbau untuk para petani agar memiliki langkah-langkah preventif untuk mencegah gagal panen,” papar Brellian.

Tidak lupa dengan adanya produk AUTP juga Brellian berharap bahwa produk tersebut dapat dimanfaatkan oleh seluruh petani di Indonesia, sehingga risiko-risiko gagal panen tidak dapat membuat petani kehilangan modalnya untuk musim tanam berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto