JAKARTA. Nilai tukar rupiah diyakini belum bisa melompat kuat dalam waktu cepat. Selain ancaman krisis Eropa, permintaan the greenback, bakal naik seiring aksi pembagian dividen oleh emiten di Bursa Efek Indonesia. Seperti diketahui, investor asing mendominasi kepemilikan saham di BEI. Mengacu ke data Kustodian Sentral Efek Indonesia, per akhir April 2012, kepemilikan asing di BEI setara 58,38% total nilai kepemilikan saham yang mencapai Rp 2.383 triliun. Selama Mei hingga Agustus nanti, emiten di BEI mengguyur dividen triliunan rupiah. Ambil contoh, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang membagi dividen cukup besar. Kedua perusahaan itu dikuasai pemodal asing (lihat tabel). Jika investor asing mencairkan keuntungan itu ke dollar AS dan membawanya ke negara asal, maka rupiah berpotensi tertekan.
Jatah dividen asing membayangi rupiah
JAKARTA. Nilai tukar rupiah diyakini belum bisa melompat kuat dalam waktu cepat. Selain ancaman krisis Eropa, permintaan the greenback, bakal naik seiring aksi pembagian dividen oleh emiten di Bursa Efek Indonesia. Seperti diketahui, investor asing mendominasi kepemilikan saham di BEI. Mengacu ke data Kustodian Sentral Efek Indonesia, per akhir April 2012, kepemilikan asing di BEI setara 58,38% total nilai kepemilikan saham yang mencapai Rp 2.383 triliun. Selama Mei hingga Agustus nanti, emiten di BEI mengguyur dividen triliunan rupiah. Ambil contoh, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang membagi dividen cukup besar. Kedua perusahaan itu dikuasai pemodal asing (lihat tabel). Jika investor asing mencairkan keuntungan itu ke dollar AS dan membawanya ke negara asal, maka rupiah berpotensi tertekan.