Jatah gas Tangguh untuk domestik mulai 2019



JAKARTA. Proyek liquefied natural gas (LNG) Tangguh menampung gas alam yang diproduksi dari beberapa blok di sekitar Teluk Bintuni, seperti Blok Berau, Blok Wiriagar dan Blok Muturi.

Proyek LNG Tangguh Train-1 dan Train-2 dengan kapasitas total sebesar 7,6 juta ton per tahun mulai dibangun pada Maret 2005 silam dan beroperasi secara komersial sejak pertengahan 2009 silam.

Saat ini, British Petroleum (BP) Berau Ltd selaku operator sedang menggarap proyek LNG Tangguh Train-3 dengan kapasitas 3,8 juta ton per tahun. Adapun investasi untuk proyek yang akan beroperasi mulai tahun 2019 mendatang mencapai US$ 12 miliar.


Dharmawan Samsu, Head of Country BP Indonesia mengemukakan, sejatinya proyek LNG Tangguh disiapkan dengan kapasitas mencapai delapan train. Namun, waktu pembangunan terminal gas alam cair itu tergantung dengan penemuan gas di sejumlah blok tersebut.

Dari kedua train yang telah beroperasi tersebut, seluruh pasokan gas ditujukan untuk kebutuhan ekspor. Perinciannya, ke Sempra Energy, perusahaan asal AS, sebesar 3,6 juta ton; ke Fujian China sebanyak 2,6 juta ton; dan sisanya ke Korea. Sedangkan untuk pasokan domestik akan mengalir dari Train-3 yang beroperasi pada 2019, yakni dengan jumlah pasokan sebanyak 40%.

Selaku operator, porsi kepemilikan BP di LNG Tangguh merupakan mayoritas, yakni 37,16%. Pemegang saham lainnya ialah MI Berau BV 16,30%, CNOOC Ltd 13,90%, Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd 12,23%, KG Berau/KG Wiriagar sebesar 10%, LNG Japan Corporation 7,35% dan Talisman 3,06%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro