KONTAN.CO.ID - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) Republik Indonesia menunjuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) sebagai salah satu bank yang menyalurkan fasilitas subsidi selisih bunga (SSB). Penyaluran subsidi tahap pertama akan diberikan untuk sekitar 15.000 unit rumah khusus bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang layak memperoleh manfaat. Adapun, penyaluran SSB oleh BNI tersebut ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Penyaluran Subsidi Bunga Kredit Perumahan Dalam Rangka Perolehan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Tahun 2017 antara Kemenpupera RI dengan BNI. Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo mengungkapkan, dukungan BNI sebagai penyalur fasilitas SSB tersebut akan turut membantu pemerintah dalam merealisasikan Program Sejuta Rumah yang telah dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada tahun 2015. Dengan adanya fasilitas SSB ini, akan semakin banyak kelompok MBR yang memiliki akses pada pembiayaan perumahan murah. “Ketersediaan rumah yang terjangkau daya beli masyarakat berpenghasilan rendah merupakan prioritas nasional saat ini, kami berharap BNI akan menjadi bagian dari solusi atas ketersediaan rumah tersebut,” ujar Anggoro di Jakarta, Rabu (30/8). Asal tahu saja, saat ini angka kebutuhan perumahan mencapai sekitar 11,4 juta unit. Untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan perumahan tersebut pemerintah mengalokasikan anggaran SSB, yang diharapkan akan semakin menggairahkan pembangunan perumahan bagi kalangan MBR. Adapun, proyek hunian yang layak mendapatkan SSB adalah rumah bernilai jual sekitar Rp 123 juta per unit, dan apartemen atau rumah susun yang bernilai jual Rp 320 juta per unit. Selain itu, SSB hanya diberikan kepada pekerja tetap yang memiliki penghasilan maksimal Rp 4 juta per bulan, untuk pembelian rumah bersubsidi. SSB juga diberikan kepada pekerja tetap yang memiliki penghasilan maksimal Rp 7 juta per bulan, untuk pembelian apartemen bersubsidi. Guna memudahkan masyarakat mengakses pembelian rumah murah, pemerintah telah menyediakan berbagai skema program diantaranya meliputi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih Bunga (SSB), dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM). Saat ini, BNI ikut dalam program untuk masyarakat berpenghasilan rendah melalui FLPP, SSB, kerja sama dengan Bapertarum, BPJS TK, dan YKPP Asabri. Bank berlogo 46 ini juga memberikan kemudahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah agar dapat mengakses pembiayaan dengan uang muka mulai dari 1% dan bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/ Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) hanya 5%. Kredit tersebut juga diberikan untuk angsuran tetap selama 25 tahun. Jauh lebih ringan dari KPR komersial. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Jatah subsidi selisih bunga BNI capai 15.000 rumah
KONTAN.CO.ID - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) Republik Indonesia menunjuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) sebagai salah satu bank yang menyalurkan fasilitas subsidi selisih bunga (SSB). Penyaluran subsidi tahap pertama akan diberikan untuk sekitar 15.000 unit rumah khusus bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang layak memperoleh manfaat. Adapun, penyaluran SSB oleh BNI tersebut ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Penyaluran Subsidi Bunga Kredit Perumahan Dalam Rangka Perolehan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Tahun 2017 antara Kemenpupera RI dengan BNI. Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo mengungkapkan, dukungan BNI sebagai penyalur fasilitas SSB tersebut akan turut membantu pemerintah dalam merealisasikan Program Sejuta Rumah yang telah dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada tahun 2015. Dengan adanya fasilitas SSB ini, akan semakin banyak kelompok MBR yang memiliki akses pada pembiayaan perumahan murah. “Ketersediaan rumah yang terjangkau daya beli masyarakat berpenghasilan rendah merupakan prioritas nasional saat ini, kami berharap BNI akan menjadi bagian dari solusi atas ketersediaan rumah tersebut,” ujar Anggoro di Jakarta, Rabu (30/8). Asal tahu saja, saat ini angka kebutuhan perumahan mencapai sekitar 11,4 juta unit. Untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan perumahan tersebut pemerintah mengalokasikan anggaran SSB, yang diharapkan akan semakin menggairahkan pembangunan perumahan bagi kalangan MBR. Adapun, proyek hunian yang layak mendapatkan SSB adalah rumah bernilai jual sekitar Rp 123 juta per unit, dan apartemen atau rumah susun yang bernilai jual Rp 320 juta per unit. Selain itu, SSB hanya diberikan kepada pekerja tetap yang memiliki penghasilan maksimal Rp 4 juta per bulan, untuk pembelian rumah bersubsidi. SSB juga diberikan kepada pekerja tetap yang memiliki penghasilan maksimal Rp 7 juta per bulan, untuk pembelian apartemen bersubsidi. Guna memudahkan masyarakat mengakses pembelian rumah murah, pemerintah telah menyediakan berbagai skema program diantaranya meliputi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih Bunga (SSB), dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM). Saat ini, BNI ikut dalam program untuk masyarakat berpenghasilan rendah melalui FLPP, SSB, kerja sama dengan Bapertarum, BPJS TK, dan YKPP Asabri. Bank berlogo 46 ini juga memberikan kemudahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah agar dapat mengakses pembiayaan dengan uang muka mulai dari 1% dan bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/ Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) hanya 5%. Kredit tersebut juga diberikan untuk angsuran tetap selama 25 tahun. Jauh lebih ringan dari KPR komersial. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News