KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2021 dibuka dengan bencana yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Salah satu yang menyita perhatian ialah bencana banjir yang merendam Kalimantan Selatan (Kalsel). Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Merah Johansyah mengatakan, banjir parah di Kalsel tak lepas dari eksploitasi pertambangan batubara, perkebunan sawit dan industri ekstraktif lainnya yang merampas ruang dan merusak lingkungan. Merah menjelaskan, dari 3,7 juta hektare (ha) luas Kalsel, sebanyak 1,2 juta atau 33% lahan di Kalsel dikuasai oleh pertambangan batubara. Lalu, sekitar 620.000 ha atau 17% lahan di Kalsel dikuasai oleh Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit berskala besar.
Jatam: Banjir Kalsel karena banyaknya izin tambang batubara dan sawit
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2021 dibuka dengan bencana yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Salah satu yang menyita perhatian ialah bencana banjir yang merendam Kalimantan Selatan (Kalsel). Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Merah Johansyah mengatakan, banjir parah di Kalsel tak lepas dari eksploitasi pertambangan batubara, perkebunan sawit dan industri ekstraktif lainnya yang merampas ruang dan merusak lingkungan. Merah menjelaskan, dari 3,7 juta hektare (ha) luas Kalsel, sebanyak 1,2 juta atau 33% lahan di Kalsel dikuasai oleh pertambangan batubara. Lalu, sekitar 620.000 ha atau 17% lahan di Kalsel dikuasai oleh Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit berskala besar.