Jauh dari efek suku bunga, kinerja Jakarta Islamic Index diprediksi moncer



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Jakarta Islamic Index (JII) di tahun ini diperkirakan mampu melampaui kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun indeks utama lainnya seperti LQ45 dan IDX30. Hal tersebut merupakan ekses dari terkoreksinya saham dari emiten perbankan akibat kebijakan suku bunga yang tidak bersahabat. Seperti yang diketahui industri perbankan saat ini masih dibayang-bayangi oleh kenaikan suku bunga acuan.

JII merupakan indeks yang terdiri dari 30 saham paling likuid dari emiten yang yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum syariah atau masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penghuni JII diseleksi ulang dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Mei dan bulan November tahun berjalan oleh DES dan OJK. Saham dari emiten perbankan tentu tidak bisa bergabung ke dalam JII lantaran kegiatan usahanya mengandung unsur riba.

Analis Trimegah Sekuritas Rovandi mengatakan di akhir tahun ini JII punya kemungkinan besar berada di posisi overweight, melampaui indeks lainnya yang ada di BEI. Kinerja indeks yang pertama kali diluncurkan pada 30 Juli 2000 ini kemungkinan naik di kisaran 19%-20% hingga akhir tahun ini atau melampaui IHSG yang diperkirakan akan naik hingga 15% pada periode yang sama.


“Namun, kenaikan tersebut bisa terjadi dengan catatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 berjalan dengan lancar dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China mereda atau tidak berlanjut kembali,” kata Rovandi ketika dihubungi oleh Kontan.co.id pada Senin (11/2).

Sebagai informasi, pada perdagangan hari ini, JII ditutup dengan pelemahan sebesar 1% atau berada di level 710,37. Namun demikian, secara tahunan atau dari awal tahun ini JII berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 3,67%. Pada perdagangan perdana tahun 2019, JII tercatat dibuka di level 684,92.

Lebih lanjut Rovandi menilai sebagian besar saham yang saat ini menjadi penghuni JII sangat layak untuk dikoleksi dalam jangka panjang lantaran kinerjanya yang moncer dan didukung oleh berbagai sentimen positif yang berhembus di pasar. Selain itu sebagian diantaranya adalah saham yang juga menghuni indeks LQ45 dan IDX30.

“Mungkin bisa dilihat bagaimana kinerjanya tahun lalu, mungkin dari seluruh penghuni JII hanya ada lima saham yang sudah mulai ditinggalkan oleh investor terlihat dari net sell-nya, terutama manajer investasi, itu mungkin kurang layak untuk jadi pilihan, tapi secara keseluruhan saham-saham penghuni JII ini bisa dibilang aman, terutama aman dari sentimen negatif dari suku bunga acuan,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati