Jawa Kekurangan Gula, Apalagi Indonesia Timur



JAKARTA. Pemerintah tidak mampu mendistribusikan gula untuk mencukupi kebutuhan kawasan Indonesia Timur. Itu sebabnya, harga gula di kawasan tersebut naik lebih dari 10%. "Jawa tidak mampu memenuhi kebutuhan gula di kawasan Indonesia Timur, karena di Jawa saja masih kurang,” kata Natsir Mansyur, Ketua Asosiasi Perngusaha Gula dan Terigu (Apegti), Minggu (7/8).Menurutnya, mayoritas produksi gula ada di Jawa, sedangkan di wilayah timur hanya terdapat dua pabrik yang memproduksi gula kristal putih untuk konsumsi dengan kapasitas 60.000 ton per tahun. Padahal, Natsyir menghitung, kawasan timur Indonesia membutuhkan 500.000 ton gula per tahun. Nah, untuk menutupi kebutuhan, maka digunakanlah gula rafinasi yang mestinya untuk kebutuhan industri. Natsyir bilang, ada dua langkah yang bisa diambil pemerintah untuk menekan harga gula di kawasan Indonesia Timur. Pertama, menyuntikkan modal untuk menggemukkan kapasitas. Kedua, mencabut undang-undang yang membatasi peredaran gula rafinasi. “Kita berharap pembatasan terhadap gula-gula rafinasi itu bisa dicabut. Lagi pula selama ini pemerintah tidak bisa memenuhi kebutuhan gula wilayah timur,” kata Natsyir.Asal tahu saja, Kementerian Perdagangan (Kemdag) menemukan adanya kenaikan harga gula diatas 10% di beberapa daerah di wilayah Timur Indonesia. Kenaikan harga gula yang melebihi 10% di wilayah timur tersebut ditemukan oleh di Propinsi di Maluku Utara, Bali, Manokrawi dan dan Gorontalo.Harga gula secara nasional berada di atas Rp 10.000 per kg, kenaikan tertinggi terjadi di wilayah Manokrawi dimana gula dijual Rp 15.000 per kg. Sementara itu, harga rata-rata gula secara nasional berada di harga Rp 10.700 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: