Jawa Tengah menarik bagi industri padat karya lantaran UMK relatif rendah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu, berdasarkan data yang dihimpun Kontan.co.id, sejumlah 140 pabrik di Jawa Barat gulung tikar karena isu pengupahan. 

Firman Bakrie, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Firman Bakri bilang, untuk industri padat karya seperti industri garmen dan alas kaki, upah karyawan menjadi faktor yang penting. Sebabnya, jumlah karyawan dalam industri padat karya bisa mencapai ribuan bahkan puluhan ribu. 

Firman menambahkan, untuk pabrik alas kaki, relokasi pabrik biasanya dilakukan oleh industri yang ada di wilayah Banten. Relokasi dilakukan karena setiap tahun upah selalu naik, sementara  nilai pemesanan jarang sekali meningkat.


Baca Juga: Pelemahan industri alas kaki Banten sebabkan penurunan ekspor di semester I-2019

Asal tahu saja, selain Upah Minumum Kabupaten/Kota (UMK), industri alas kaki juga dikenakan UMSK (Upah Minimum Sektoral Kabupaten/kota).

"Bagi Industi padat karya, apalagi yang berorientasi global ini dirasa sangat memberatkan," kata Firman ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (2/8). Padahal, produk alas kaki yang berorientasi ekspor harus bersaing dengan kompetitor seperti Vietnam dan Kamboja. 

Relokasi menjadi salah satu pilihan perusahaan untuk menekan biaya produksi, sehingga biaya produksi bisa lebih kompetitif. Relokasi umumnya di lakukan ke daerah-daerah dengan UMK yang lebih kompetitif dan tidak ada UMSK.

Baca Juga: Pertumbuhan PMI melambat terhambat sektor mamin dan tembakau​

Di antaranya, sebagian Jawa Barat seperti Majalengka dan Sukabumi, serta Jawa Tengah. Untuk saat ini, menurut Firman sudah ada 26 industri alas kaki di Jawa Tengah. 

Sementara, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadi, Benny Soetrisno menjelaskan, disamping upah yang murah, faktor-faktor lain yang menarik dari Jawa Tengah seperti perijinan yang lebih mudah. 

"Jawa Tengah juga punya pelabuhan laut Tanjung Emas. Masyarakatnya juga lebih kondusif," tambah Benny kepada Kontan.co.id, Jumat (4/8).

Adapun berdasar pengamatan Benny, lokasi di Jawa Tengah yang menjadi sasaran perusahaan mendirikan pabrik seperti Tegal, Pekalongan, Semarang, Salatiga, Boyolali, Solo dan Sragen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .