JAKARTA. Pasokan gas yang berlimpah di Jawa Timur menjadi pemantik investasi di wilayah tersebut. Inilah yang dilihat oleh para pelaku industri keramik domestik. Edy Suyanto, Wakil Ketua Asosiasi Industri Aneka Keramik Indonesia (Asaki) menyatakan industri keramik memang membutuhkan pasokan gas yang maksimal supaya kegiatan produksi bisa lancar. "Selain itu lebih menguntungkan secara ekonomi," katanya ke KONTAN, Senin (8/4). Lantaran wilayah Jawa Timiur punya pasokan gas yang berlebih saat ini, pebisnis keramik mulai melirik daerah ini. Selain itu, harga lahan di Jawa Timur masih lebih murah ketimbang Jawa Barat.
Edy yang juga Direktur Operasional PT Arwana Citramulia Tbk memilih kawasan ini untuk pengembangan bisnis ketimbang wilayah lain. "Bisa dikatakan, dalam lima tahun ke depan, di Jawa bagian Barat tidak akan ada ekspansi Arwana karena pasokan gas tersendat," kata dia. Saat ini, Arwana memiliki dua pabrik di Jawa bagian Barat. Pabrik pertama di Tangerang dan Plant II ada di Serang, Banten. Sementara di Jawa Timur, perusahaan ini sudah memiliki pabrik di Gresik. Tidak tertutup kemungkinan, kapasitas produksi pabrik di Gresik ini akan ditingkatkan atau opsi lainnya adalah mencari lokasi baru, seperti di Surabaya. "Ekspansi berikut adalah Jawa Timur," papar Edy.Saat ini, Arwana masih fokus pada penyelesaian pabrik keempat di Palembang. Pabrik yang ditargetkan beroperasi semester II-2013 ini diharapkan bisa mendongkrak volume produksi Arwana 10% menjadi 45,3 juta m² di tahun ini dari 41,26 juta m² di 2012. Selain itu, rencana ekspansi ke Jawa Timur juga bisa mempermudah akses menjangkau pasar di Indonesia Timur. Alasan ini pula yang mendorong produsen saniter keramik, PT Surya Toto Indonesia Tbk, juga mendirikan pabrik di Mojokerto, Jawa Timur. Direktur Surya Toto, Juliawan Sari mengungkapkan, rencana pembangunan pabrik keempat ini didorong oleh pasokan gas yang tersedia di Jawa Timur sehingga bisa membantu produksi tiga pabrik Surya Toto di Tangerang. Selain itu, pemilihan wilayah ini juga untuk memudahkan proses logistik pengiriman barang yang sebelumnya didatangkan langsung dari Tangerang. Dari pabrik ini juga, Surya Toto bisa memperbesar penetrasi pasar ke Indonesia Timur. "Ini sejalan dengan target peningkatan pasar di sana," ujar Juliawan.
Untuk membangun pabrik ini, Surya Toto kudu merogoh kocek sekitar Rp 100 miliar. Adapun proses pembangunan pabrik ini akan memakan waktu satu tahun. Pabrik baru ini rencananya akan digunakan untuk membuat produk saniter Toto, seperti kloset, wastafel, urinal, dan lain-lain. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 500.000 unit per tahun. Total kapasitas produksi Surya Toto saat ini mencapai 2,5 juta unit per tahun. Dengan ada pabrik baru, tahun 2014 nanti, kapasitas produksi perusahaan itu akan mencapai 3 juta unit setahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon