KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, evaluasi independen terhadap respons global atas virus corona baru akan bergulir sesegera mungkin, di tengah sorotan asal mula pandemi.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus membuat janjinya dalam pertemuan virtual badan pembuat keputusan WHO, Majelis Kesehatan Dunia, Senin (18/5), di mana Presiden China Xi Jinping membela penanganan krisis di negaranya.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan sengit mempertanyakan kinerja WHO selama pandemi, menarik dana negeri uak Sam setelah menuduhnya terlalu China-sentris. Dan saat yang sama, memimpin kritik internasional terhadap kurangnya transparansi China pada tahap awal krisis.

Baca Juga: Presiden Xi: China dukung evaluasi respons global terhadap corona oleh WHO

Tedros, yang selalu menjanjikan evaluasi pasca-pandemi, menyatakan, akan datang "saat yang tepat paling awal" dan memberikan rekomendasi untuk kesiapan di masa depan. Dia menerima dukungan kuat dari panel pengawasan independen WHO.

"Setiap negara dan setiap organisasi harus memeriksa responsnya dan belajar dari pengalamannya," kata Tedros seperti dikutip Reuters, yang menambahkan, evaluasi harus mencakup "semua aktor dengan itikad baik".

Sebuah resolusi yang Uni Eropa rancang, yang menyerukan evaluasi independen terhadap kinerja WHO terhadap pandemi virus corona, tampaknya telah memenangkan dukungan konsensus di antara 194 negara anggota organisasi yang berbasis di Jenewa, Swiss, itu.

Baca Juga: Indonesia juga, 116 negara dukung evaluasi penanganan corona oleh WHO

Dalam laporan pertamanya tentang penanganan pandemi, Komite Pengawas WHO yang beranggotakan tujuh anggota mengatakan, badan di bawah PBB ini  telah "menunjukkan kepemimpinan dan membuat kemajuan penting dalam respons Covid-19".

Hanya, Tedros mengingatkan, "pemahaman yang tidak sempurna " selama fase awal munculnya wabah virus corona. "Meningkatnya politisasi respons pandemi menghambat upaya untuk mengalahkan virus," tegas dia, sebuah jawaban yang jelas untuk Trump. 

Editor: S.S. Kurniawan