JAKARTA. Komisi XI DPR memberikan tenggang waktu bagi PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) hingga tanggal 29 Mei 2011 untuk melengkapi data dan menjawab seluruh pertanyaan dari Komisi XI. Hal itu dilakukan lantaran hingga rapat dengar pendapat ketiga hari ini, MNA belum juga memberikan informasi yang benar-benar valid dan memuaskan Komisi XI.Anggota Komisi XI Meutya Viada Hafid mengaku, pertemuan RDP masih blunder dan berputar-putar. Bahkan, ia mengaku dirinya malah bingung seusai mendengar penjelasan dari MNA. Padahal, menurut Politisi Golkar itu, MNA tidak perlu memberikan jawaban yang kompleks dan ribet. “Menurut saya kita hanya ingin mengetahui terkait siapa saja yang terlibat negosiasi. Saya saja minta pembanding pesawat yang sejenis harganya untuk membanding pesawat MA-60 dengan yang lain itu belum ada. Itu kan simple sampai saat ini belum ada data dari MNA, padahal kita sudah tiga kali pertemuan,” ujar Meutya seusai RDP dengan PT Merpati Nusantara Airlines, Nusantara I, Kamis (12/5).Dengan jawaban yang membingungkan tersebut, Meutya dan rekan kerjanya di Komisi IX semakin yakin ada suatu hal yang salah didalam pengadaan MA-60. “Kita sedih dan sedikit emosi. Sedihnya ini kan anggaran negara, kita kan sedang ada pada posisi yang harusnya mengatur anggaran sangat ketat karena subsidi yang membengkak. Tapi malah ada dugaan hamburan, emosinya ya karena menjawabnya sulit sekali padahal ini sudah merenggut korban jiwa,” tambahnya.Dia berharap, pada pertemuan 29 Mei nanti, MNA akan memberikan jawaban secara kongkret dan bisa dipercaya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Jawaban kurang memuaskan, Komisi XI beri Merpati waktu hingga 29 Mei
JAKARTA. Komisi XI DPR memberikan tenggang waktu bagi PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) hingga tanggal 29 Mei 2011 untuk melengkapi data dan menjawab seluruh pertanyaan dari Komisi XI. Hal itu dilakukan lantaran hingga rapat dengar pendapat ketiga hari ini, MNA belum juga memberikan informasi yang benar-benar valid dan memuaskan Komisi XI.Anggota Komisi XI Meutya Viada Hafid mengaku, pertemuan RDP masih blunder dan berputar-putar. Bahkan, ia mengaku dirinya malah bingung seusai mendengar penjelasan dari MNA. Padahal, menurut Politisi Golkar itu, MNA tidak perlu memberikan jawaban yang kompleks dan ribet. “Menurut saya kita hanya ingin mengetahui terkait siapa saja yang terlibat negosiasi. Saya saja minta pembanding pesawat yang sejenis harganya untuk membanding pesawat MA-60 dengan yang lain itu belum ada. Itu kan simple sampai saat ini belum ada data dari MNA, padahal kita sudah tiga kali pertemuan,” ujar Meutya seusai RDP dengan PT Merpati Nusantara Airlines, Nusantara I, Kamis (12/5).Dengan jawaban yang membingungkan tersebut, Meutya dan rekan kerjanya di Komisi IX semakin yakin ada suatu hal yang salah didalam pengadaan MA-60. “Kita sedih dan sedikit emosi. Sedihnya ini kan anggaran negara, kita kan sedang ada pada posisi yang harusnya mengatur anggaran sangat ketat karena subsidi yang membengkak. Tapi malah ada dugaan hamburan, emosinya ya karena menjawabnya sulit sekali padahal ini sudah merenggut korban jiwa,” tambahnya.Dia berharap, pada pertemuan 29 Mei nanti, MNA akan memberikan jawaban secara kongkret dan bisa dipercaya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News