Jaya Konstruksi bidik sejumlah ekspansi tahun ini



JAKARTA. PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) terus ekspansi bisnis melalui anak-anak usahanya. Tidak hanya mengembangkan lini bisnis utama di sektor konstruksi, pengembangan juga dilakukan lewat investasi di jalan tol, pengolahan air bersih, dan pracetak.

Di sektor jalan tol, JKON berencana ekspansi dengan menambah kepemilikan saham di Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road West 2 North (JORR W2). Namun, managemen belum mengungkapkan porsi yang diincar dari ruas tersebut dan dana yang disiapkan.

"Kami masih mengkaji. Belum bisa diinformasikan berapa yang akan ditambah dan diakuisisi dari siapa," kata Hardjanto Agus Priambodo, Direktur JKON di Jakarta, Rabu (7/6).


JKON memiliki saham di JORR W melalui cucu usahanya yakni Jakarta Marga Jaya (JMJ). Cucu usaha ini merupakan perusahaan patungan anak usaha JKON, yakni Jaya Sarana Pratama bersama PT Jakarta Propertindo. JMJ memiliki porsi 35% di JORR W1 dan selebihnya dimiliki oleh Jasamarga.

Saat ini, JKON telah berinvestasi di enam ruas jalan tol Jakarta dalam kota lewat anak usahanya PT Jakarta Tollroad Development (JTD) dengan kepemilikan saham 20,5%. Total investasi jalan tol tersebut mencapai Rp 41 triliun.

Hardjanto bilang, pihaknya sedang fokus membangun ruas I sepanjang 9 km. JTD menargetkan ruas ini bisa beroperasi pada 2019. "Progres saat ini untuk pembangunan fisiknya sudah dalam tahap fondasi sepanjang 900 meter. Selebihnya masih tes tanah. Tahun ini diharapkan sudah peer head dan kami gunakan sistem box girder seperti MRT karena sebagian besar merupakan layang. Box girder diharapkan sudah dipasang Januari 2018," paparnya.

Meskipun tidak membutuhkan banyak pembebasan lahan dari sisi luas, namun dana yang yang disiapkan untuk lahan mencapai Rp 2 triliun khusus untuk ruas pertama ini. Sambil menggarap ruas I, JTD juga mulai melakukan pembebasan lahan di ruas II.

Di samping jalan tol, JKON juga akan ekspansi bisnis pengolahan air bersih melalui anak usahanya PT Air Minum Indonesia (AMI). Perseroan akan membangun pengolahan air minum dengan menggunakan waduk Jati Luhur. Investasinya mencapai Rp 1,2 trilliun.

Hardjanto mengatakan, pihaknya sudah membuka tender untuk pembangunan water plant sejak Mei lalu. Menurutnya, pembangunan akan memakan waktu setahun sehingga diperkirakan baru akan selesai tahun depan.

Sedangkan, di bisnis Pracetak, JKON akan melakukan penambahan kapasitas pabrik di Sadang dari saat ini 140.000 ton per tahun menjadi 300.000 ton per tahun. Investasi untuk penambahan kapasitas tersebut akan memakan investasi Rp 110 miliar.

Saat ini perusahaan tercatat telah memiliki empat pabrik pracetak. Selain di Sadang, ada satu pabrik di Medan dengan kapasitas 240.000 ton per tahun, di Surabaya dengaan kapasitas 190.000 ton, dan Tangerang 265.000 ton.

Selanjutnya, JKON juga berencana membangun pembangkit listrik dengan menggunakan bahan bakar sampah. Namun, Hardjanto belum mau menjelaskan lebih detail terkait rencana ini dan berapa investasi yang dibutuhkan untuk itu.

Meskipun sudah menyiapkan rencana investasi, JKON belum memasukkan kebutuhan dana untuk ekspansi tersebut dalam anggaran belanja modal tahun ini. Perseroan baru menyiapkan capex Rp 214 miliar yang seluruhnya akan digunakan untuk pembelian peralatan dan mesin di sektor konstruksi dan pembelian kendaraan untuk bisnis aspal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini