Jaya Trishindo (HELI) masih optimistis kejar pertumbuhan pendapatan 10%-20% tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jaya Trishindo Tbk masih optimistis mengejar pertumbuhan kinerja double digit. Sepanjang tahun ini, emiten jasa helikopter berkode saham HELI tersebut menargetkan pertumbuhan 10%-20% untuk kinerja top line dan bottom line perusahaan.

Sebagai pembanding, mengutip laporan keuangan tahunan perusahaan, HELI membukukan pendapatan Rp 143,83 miliar dengan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 6,56 miliar di  tahun 2020. 

Dengan demikian, andaikata target pertumbuhan 10%-20% berhasil dicapai, HELI bakal mengantongi pendapatan sekitar Rp 158,22 miliar - Rp 172,60 miliar dengan laba bersih sekitar Rp 7,22 miliar - Rp 7,88 miliar pada tahun ini menurut hitungan kasar Kontan.co.id.


Direktur Utama HELI, Edwin Widjaja mengatakan, HELI berstrategi untuk menyasar pelanggan di sektor-sektor industri yang tidak terlalu terpengaruh oleh efek gulir pagebluk Covid-19. 

Top line dan bottom line kami masih memproyeksi (akan) didominasi oleh (segmen) water bombing, targetnya itu kita mengalami kenaikan sekitar 10%-20% untuk top line dan bottom line-nya,” ujar Edwin dalam acara paparan publik yang disiarkan virtual, Selasa (29/6).

Baca Juga: HELI Merambah Bisnis Cargo Drone

Pada sepanjang tiga bulan pertama ini, realisasi kinerja HELI masih sejalan dengan target yang telah ditetapkan. Mengintip laporan keuangan interim perusahaan, pendapatan HELI mengalami pertumbuhan hingga 106,54% secara tahunan alias year-on-year (yoy) dari semula Rp 7,06 miliar di kuartal I 2020 menjadi Rp 14,59 miliar di kuartal I 2021.

Setali tiga uang, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih HELI ikut mendaki 78,16% yoy dari semula Rp 257,34 juta di kuartal I 2020 menjadi Rp 458,50 juta di kuartal I 2021.

Realisasi ini kontras dengan capaian kinerja pendapatan dana laba bersih HELI yang kompak menurun pada sepanjang tahun lalu. “Penurunan laba (tahun 2020) itu kan karena tahun lalu memang ekonomi turun, jadi kita pendapatan juga turun, jadi otomatis labanya turun,” kata Edwin.

 
HELI Chart by TradingView

Selain memacu jasa penyewaan helikopter, HELI juga berencana merambah bisnis baru. Melalui entitas anak perusahaan, PT. Komala Indonesia, HELI saat ini sedang menjajaki bisnis pengangkutan menggunakan drone atau lebih dikenal dengan nama Cargo Drone. Untuk tujuan tersebut, Komala Indonesia menggandeng PT. Iter Aero Industri dalam memproduksi dan merakit Cargo Drone.

Edwin bilang, saat ini PT. Iter Aero Industri sedang menjalani proses sertifikasi di Kementerian Perhubungan untuk Cargo Drone. Estimasi Erwin, proses sertifikasi akan selesai di bulan Agustus atau September tahun ini, sehingga HELI diperkirakan bakal sudah bisa mengoperasikan Cargo Drone pada November 2021 mendatang.

“Kita targetkan pendapatan sekitar Rp 1 miliar - Rp 2 miliar per bulan mungkin ya untuk tahap awal dari Cargo Drone ini,” tuturnya.

Hitungan HELI, Cargo Drone mempunyai daya angkut maksimal sebesar 200 Kg dengan jarak tempuh mencapai 400 Km dengan kecepatan rata rata adalah 80-100 km/jam. Untuk mendukung rencana bisnis baru, HELI mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 10 miliar untuk pengadaan sebanyak 5 unit Cargo Drone berikut fasilitas penunjang yang dibutuhkan.

Selanjutnya: Incar pertumbuhan pendapatan dua digit, begini strategi Jaya Trishindo (HELI)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .