KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jaya Trishindo Tbk (
HELI) melihat peluang untuk menumbuhkan pendapatan dan kinerja bisnisnya. Emiten yang bergerak di jasa angkutan udara niaga dan penyewaan helikopter ini pun sedang merintis segmen bisnis
cargo drone di tahun ini. Direktur Utama HELI Edwin Widjaja menyampaikan, pihaknya akan mengembangkan bisnis
cargo drone pada akhir tahun ini, sekitar bulan November atau Desember. Dalam bisnis ini, HELI melalui entitas anak PT Komala Indonesia bekerjasama dengan PT Iter Aero Industri selaku
manufacture cargo drone. Nantinya, PT Komala Indonesia yang akan mengoperasikan
cargo drone tersebut. Meski saat ini belum terlalu besar, namun HELI melihat bisnis
cargo drone akan prospektif dalam beberapa tahun ke depan. "Sangat prospektif, karena dapat menjadi alternatif untuk jasa
forwarder," ungkap Edwin kepada Kontan.co.id akhir pekan lalu.
Baca Juga: Punya prospek positif, cemati saham sektor transportasi dan logistik berikut ini HELI pun menganggarkan belanja modal alias
capital expenditure (capex) sebesar Rp 10 miliar pada tahun ini. Sebagian besar digunakan untuk membeli armada
cargo drone sebanyak 5 unit beserta peralatan penunjangnya. Agar segmen bisnis
cargo drone ini memberikan kontribusi pendapatan yang optimal, HELI pun akan agresif untuk menambah armadanya. Pada tahun depan, HELI berencana menambah armada
cargo drone hingga 20 unit. Di sisi lain, meski penggunaan helikopter untuk transportasi perkotaan (bisnis taxi udara) mulai marak, namun Edwin memastikan pihaknya masih belum akan terjun di segmen bisnis tersebut. "Mengenai bisnis
taxi udara untuk saat ini HELI belum akan masuk, karena HELI lebih fokus kepada pelanggan
corporate," ujarnya.
Asal tahu saja, jasa yang ditawarkan HELI mencakup transportasi penumpang, kargo, dan bantuan bencana termasuk
water bombing. Segmen jasa untuk bantuan bencana berkontribusi hingga sekitar 90% terhadap pendapatan HELI. Dengan cakupan wilayah kerja utama yang tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Papua. Pada tahun lalu, HELI turut terdampak pandemi covid-19. Pembatasan sosial akibat pandemi menurunkan operasional di industri jasa penerbangan. Meski pada akhir tahun permintaan layanan mulai tumbuh, namun belum bisa mengangkat kinerja di level normal sebagaimana tahun 2019. Namun untuk 2021, Edwin menyampaikan bahwa prospek pemulihan sudah terasa hingga pertengahan tahun ini. Oleh sebab itu, HELI pun optimistis bisa mengejar pertumbuhan pendapatan hingga tutup tahun ini. "Pendapatan akan tumbuh sekitar 10%-20%," pungkas Edwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .