Jaya Trishindo (HELI) Optimistis Catat Peningkatan Pendapatan 15% Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyewaan helikopter, PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) optimistis tahun ini bisa membalikkan kerugian melalui perluasan jangkauan dan optimalisasi armada.

Direktur HELI, Andre Franklin Sahaelangi menuturkan tahun ini pihaknya fokus meluaskan lini bisnis dan pengguna jasanya. Pihaknya menargetkan bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan sekitar 15% tahun ini.

"Tahun ini kami diversifikasi dengan meluaskan jangkauan ke segmen swasta atau korporasi dari yang hanya segmen ritel. Hal ini dilakukan baik untuk jasa segmen water bombing, passanger transport dan external load. Kami tidak muluk-muluk dan masih menata kineria, jadi targetkan peningkatan 15% dari tahun lalu," jelasnya kepada Kontan saat ditemui di Jakarta, Rabu (7/6). 


Baca Juga: Gelombang PHK Intai Industri Garmen, Tekstil dan Alas Kaki, Begini Respons Kadin

Sebagai informasi, pada akhir 2022 lalu HELI mencatat penurunan pendapatan 29,72% dari Rp63,39 miliar menjadi Rp44,55 miliar. Pihaknya membukukan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp85,57 miliar dari untung Rp3,42 miliar.

Pendapatan dari lini water bombing mendominasi di besaran 70,89%, diikuti lini passanger transport dan external load masing-masing di porsi 12,64% dan 16,47%.

Andre menjabarkan, sebelumnya, pihak yang mendominasi penggunaan jasanya masih berasal dari pemerintah, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 

Perseroan menjelaskan, dengan membidik pelanggan korporasi, pihaknya juga memiliki kontrak baru dengan jangka waktu lebih panjang. Kontrak yang dijalin dengan pihak korporasi ini biasanya sepanjang 2 hingga 3 tahun. Sedangkan kontrak non korporasi atau ritel, lanjut Andre, hanya berjalan satu hingga dua bulan saja.

Dia menambahkan, Perseroan juga menambah jangkauan operasionalnya. Sebelumnya HELI fokus beroperasi di wilayah Sumatera, Kalimantan, Papua dan Jawa. Kali ini, HELI juga menjajaki Sulawesi untuk meluaskan jangkauan layanannya.

"Target yang dibidik dari kontrak swasta atau korporasi ini, kalau bisa mencapai 40% dari revenue, karena ini long term. Sementara yang ritel itu 20% akan masuk portofolio kami," ujarnya.

Andre menyampaikan tahun ini belum memiliki rencana untuk menambahkan helikopternya. Saat ini, HELI memiliki total tujuh armada yang terdiri dari enam helikopter dan satu pesawat Cessna. 

 
HELI Chart by TradingView

Alih-alih menambah armada, HELI berupaya untuk memaksimalkan penggunaan atau utilisasinya. Andre menjabarkan, pandemi Covid-19 yang menyerang dua tahun terakhir membuat Perseroan tidak maksimal menggunakan armadanya.

Ia menyampaikan bahwa satu pesawat helikopter akan ditingkatkan optimalisasinya hingga memiliki jam terbang hingga 400 jam lebih dalam sebulan. Pada masa pandemi, satu pesawatnya hanya dapat beroperasi 20 jam hingga 30 jam dalam sebulan. 

"Jadi rugi yang kami catat di tahun 2022 merupakan pengalaman sekali saja, sebab adanya pandemi covid-19, cuaca yang tidak menentu dan juga faktor keamanan di Papua. Tahun ini kami harus profit lagi," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .