KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jayamas Medica Industri Tbk (OneMed) akan melaksanakan penawaran umum perdana saham atau
initial public offering (IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 15% saham baru ke publik. Dalam aksi korporasi ini, Jayamas Medica menunjuk CLSA Limited, CIMB Investment Bank Berhad, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT CIMB Niaga Sekuritas, dan PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai
joint global coordinators, bookrunners, dan
joint lead underwriters. AvantGarde Capital bertindak sebagai penasehat keuangan. Usai mengantongi surat pernyataan praefektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 5 Oktober 2022, Onemed akan memulai rangkaian
bookbuilding atau penawaran awal dari rangkaian penawaran umum perdana saham yang dijadwalkan pada 6–12 Oktober 2022.
Setelah penawaran awal, surat pernyataan efektif dari OJK diharapkan dapat diperoleh pada 21 Oktober 2022. Selanjutnya, penawaran umum perdana saham diharapkan dapat berlangsung pada 25–27 Oktober 2022 yang dilanjutkan penjatahan.
Baca Juga: Produsen Alat Kesehatan OneMed (OMED) Siap IPO, Incar Dana Rp 1,26 Triliun Adapun, distribusi saham diharapkan dapat dilakukan pada 28 Oktober 2022 dan kemudian dilanjutkan dengan pencatatan saham (
listing) perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Oktober 2022. Pencatatan diharapkan dapat dilakukan pada papan utama BEI. Sementara itu, untuk kebijakan dividen, Jayamas Medica menetapkan setidaknya 25% dari laba bersih. Rencananya, OneMed akan menggunakan mayoritas dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana saham untuk ekspansi. Sekitar 72,19% dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha meliputi
capital expenditure (capex) atau belanja modal dan modal kerja. Sebesar 22,87% dana IPO akan diberikan kepada anak usaha PT Intisumber Hasil Sempurna Global dan 4,94% akan diberikan kepada anak usaha yaitu PT Inti Medicom Retailindo dalam bentuk setoran modal untuk capex dan modal kerja untuk memperluas jaringan distribusi dan retail. OneMed optimistis belanja kesehatan akan terus bertumbuh di Indonesia, terutama ditopang oleh kekuatan fundamental makroekonomi yang terus membaik dalam masa transisi menuju fase endemi Covid-19. “Dengan belanja kesehatan yang relatif masih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Pasifik, maka potensi pertumbuhan alat-alat kesehatan dan suplai industri di Tanah Air masih tinggi,” ujar Louis Hartanto, Direktur Pemasaran Jayamas Medica Industri dalam siaran pers, Kamis (6/10).
Baca Juga: Jayamas Medica Industri akan Perkuat Ekspansi Tahun Ini Berdasarkan proyeksi WHO, OECD, IMF dan Frost Sullivan, persentase belanja kesehatan terhadap GDP Indonesia pada 2021 sebesar hanya 3,2% atau masih di bawah Malaysia 4,3%, Vietnam 6,2%, China 5,1%, dan Jepang 12,3%. Adapun, OneMed memiliki rekam jejak kuat dalam mengembangkan industri alat kesehatan. OneMed memiliki rapor pertumbuhan laba bersih 81,3% dari 2019 hingga 2021. Saat ini, portofolio produk perseroan terdiri atas sekitar 3.200 SKU aktif yang terdiri atas 72 merek sendiri per 31 Maret 2022 dan merek pihak ketiga. Direktur Operasi OneMed Leonard Hartanto mengatakan sebagai manufaktur terintegrasi dan perusahaan distribusi, OneMed hadir di seluruh rantai nilai dan pasokan peralatan medis. Sampai saat ini, OneMed memiliki satu pusat distribusi nasional yang terletak di Gresik Jawa Timur, 20 kantor cabang dan fasilitas logistik, dan 11 kantor penjualan yang sebagian besar tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra. Onemed memiliki jangkauan jaringan distribusi yang luas membentang di 514 kota dan 34 provinsi di Indonesia hingga 31 Maret 2022. "OneMed bermaksud untuk meningkatkan produksi dan perakitan baik yang sudah ada maupun yang produk baru dan
upgrade manufaktur fasilitas,” kata Leonard.
Baca Juga: Mengintip Bisnis yang Cuan dalam Program Vaksinasi Didirikan oleh Jemmy Hartanto pada 2000 di Jawa Timur, OneMed telah memiliki serangkaian catatan gemilang. Pada 2021, OneMed mengakuisisi 51% saham perusahaan ritel daring dan luring, PT Inti Medicom Retailindo. Masih periode yang sama, OneMed mengakuisisi
landbank di Mojoagung untuk Pabrik Mojoagung II dan Wonosalam serta menyelesaikan akumulasi lahan untuk
landbank Lamongan. Memasuki 2022, OneMed memulai pembangunan Pabrik Mojoagung II dan meneken perjanjian pemanfaatan lahan untuk Pabrik Batang. Total landbank yang dimiliki saat ini tercatat 16,4 hektar yang tersebar di sejumlah wilayah. OneMed memiliki enam kategori bisnis untuk melayani berbagai kebutuhan layanan kesehatan Indonesia dengan rekam jejak pertumbuhan CAGR pendapatan yang tinggi pada 2019 hingga Maret 2022. Adapun, lini usaha tersebut yakni peralatan medis sekali pakai dan bahan habis pakai, antiseptik dan dialisis, diagnostik dan peralatan, alat bantu jalan dan perawatan rehabilitasi, bioteknologi dan laboratorium, serta perabotan rumah sakit.
Baca Juga: Produsen jarum suntik hingga freezer siap penuhi kebutuhan untuk vaksinasi Covid-19 Lini
medical disposables & consumables merupakan kategori produk terbesar dengan kontribusi penjualan terbesar. CAGR pertumbuhan pendapatan untuk lini usaha itu sebesar 114,5% pada rentang 2019—2021. Per 31 Maret 2022, realisasi pendapatan dari bisnis peralatan medis sekali pakai dan bahan habis pakai mencapai Rp293 miliar. Akhir 2021, OneMed membukukan pendapatan Rp 2,22 triliun atau tumbuh 11,63% dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar Rp1,99 triliun. Tahun sebelumnya, OneMed mencetak pertumbuhan gemilang 62,46% dibandingkan dengan pendapatan yang diraih pada 2019 sebesar Rp 1,22 triliun. Adapun laba OneMed pada 2020 dengan tumbuh 203,90% menjadi Rp 692,90 miliar, dari Rp 228 miliar pada 2019. Selanjutnya pada 2021, laba OneMed sebesar Rp 570,40 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati