JAKARTA. Rupiah terus tertekan pada pagi ini. Di pasar spot, hingga pukul 9.42 WIB, pairing (USD/IDR) tertekan ke level 9.614, dari posisi hari sebelumnya di 9.453. Ini level terlemah rupiah sejak 2009 silam.Analis valas Bank Negara Indonesia (BNI) Apressyanti menilai, tekanan dari luar cukup banyak melumpuhkan kekuatan rupiah. Sementara itu, intervensi yang dilakukan Bank Indonesia pun terlihat tidak mampu menahan banyaknya permintaan dollar AS. "Hal ini karena cadangan devisa kita sudah banyak tergerus juga," ujarnya, Kamis (31/5).Hari ini, Apressyanti memprediksi, rupiah masih akan cenderung tertekan di posisi 9.520-9.650. "Kuatnya risk aversion yang tertanam di benak pelaku pasar akibat sentimen negatif ekonomi global sangat membebani mata uang rupiah," ungkapnya.Bahkan, isyarat pergerakan menuju level psikologis 10.000 seakan telah menanti rupiah di tengah kencangnya reli dollar AS.Apressyanti bilang, sepertinya pemenuhan likuiditas dollar AS melalui strategi term deposit valas yang bakal diimplementasi 2 minggu yang akan datang, juga masih kurang mampu memberikan dukungan yang memadai untuk menjaga rupiah."Kemudian tingkat Inflasi Mei yang diprediksi tinggi, juga akan semakin membuat rupiah terus terdepresiasi," imbuhnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Jeblok, rupiah sentuh Rp 9.600 per dollar AS
JAKARTA. Rupiah terus tertekan pada pagi ini. Di pasar spot, hingga pukul 9.42 WIB, pairing (USD/IDR) tertekan ke level 9.614, dari posisi hari sebelumnya di 9.453. Ini level terlemah rupiah sejak 2009 silam.Analis valas Bank Negara Indonesia (BNI) Apressyanti menilai, tekanan dari luar cukup banyak melumpuhkan kekuatan rupiah. Sementara itu, intervensi yang dilakukan Bank Indonesia pun terlihat tidak mampu menahan banyaknya permintaan dollar AS. "Hal ini karena cadangan devisa kita sudah banyak tergerus juga," ujarnya, Kamis (31/5).Hari ini, Apressyanti memprediksi, rupiah masih akan cenderung tertekan di posisi 9.520-9.650. "Kuatnya risk aversion yang tertanam di benak pelaku pasar akibat sentimen negatif ekonomi global sangat membebani mata uang rupiah," ungkapnya.Bahkan, isyarat pergerakan menuju level psikologis 10.000 seakan telah menanti rupiah di tengah kencangnya reli dollar AS.Apressyanti bilang, sepertinya pemenuhan likuiditas dollar AS melalui strategi term deposit valas yang bakal diimplementasi 2 minggu yang akan datang, juga masih kurang mampu memberikan dukungan yang memadai untuk menjaga rupiah."Kemudian tingkat Inflasi Mei yang diprediksi tinggi, juga akan semakin membuat rupiah terus terdepresiasi," imbuhnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News