KONTAN.CO.ID - Amazon kini menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di dunia dengan kapitalisasi pasar sekitar US$ 2,38 triliun. Namun, di balik skala bisnis raksasa tersebut, pendirinya Jeff Bezos mengungkap bahwa fase paling sulit dalam membangun Amazon justru terjadi pada tahap paling awal, yakni saat mengumpulkan modal awal sebesar US$ 1 juta. Dalam sebuah wawancara yang dilansir dari
Yahoo Finance, Bezos menyebut proses mencari pendanaan awal untuk Amazon pada pertengahan 1990-an sebagai tantangan terberat yang pernah ia hadapi sepanjang karier bisnisnya.
Baca Juga: Harta Elon Musk Tembus US$ 600 Miliar, Didorong Isu IPO SpaceX Upaya tersebut bahkan dinilainya lebih berat dibandingkan tantangan yang datang setelah Amazon tumbuh menjadi perusahaan global. Pengalaman ini menjadi gambaran bagaimana proses pendanaan tahap awal sebuah startup teknologi dapat berjalan panjang dan penuh ketidakpastian, bahkan ketika ide bisnis tersebut kelak terbukti sangat sukses.
Proses Fundraising yang Panjang dan Melelahkan
Jeff Bezos menceritakan bahwa untuk mendapatkan pendanaan awal Amazon, ia harus menjalani sekitar 60 pertemuan dengan calon investor malaikat. Dari puluhan pertemuan tersebut, mayoritas berujung pada penolakan. Bezos mengatakan sekitar 40 calon investor menolak tawaran investasi tersebut. Penolakan ini tidak datang secara cepat, melainkan melalui proses diskusi berulang yang membutuhkan banyak waktu dan energi. Setiap keputusan, baik ya maupun tidak, sering kali didahului oleh beberapa kali pertemuan lanjutan. Menurut penuturan Bezos, fase ini menjadi sangat menguras mental karena hampir setiap pertemuan menuntut persiapan matang, penjelasan detail, serta keyakinan tinggi terhadap ide bisnis yang saat itu masih tergolong asing.
Struktur Penawaran Modal Awal Amazon
Dalam upaya menghimpun dana, Bezos menawarkan struktur investasi yang relatif sederhana. Ia menawarkan sekitar 20% saham Amazon dengan valuasi perusahaan sebesar US$ 5 juta. Dari skema tersebut, Bezos akhirnya berhasil mengumpulkan dana dari sekitar 20 investor. Rata-rata, setiap investor menyuntikkan dana sekitar US$ 50.000. Jumlah tersebut terbilang kecil jika dibandingkan dengan valuasi Amazon saat ini, tetapi pada masanya menjadi fondasi krusial bagi keberlangsungan bisnis perusahaan. Bezos mengakui bahwa tanpa keberhasilan menghimpun dana awal tersebut, Amazon berpotensi tidak pernah berkembang. Ia menegaskan bahwa fase pendanaan awal itu menjadi titik penentu hidup atau matinya perusahaan.
Skeptisisme Investor terhadap Model Bisnis
Salah satu tantangan utama yang dihadapi Bezos adalah meyakinkan investor tentang potensi bisnis penjualan buku secara daring. Pada pertengahan 1990-an, konsep e-commerce masih sangat baru dan belum dipahami secara luas. Bezos mengenang bahwa banyak calon investor bahkan belum memahami apa itu internet. Pertanyaan paling mendasar yang sering ia terima adalah mengenai definisi internet itu sendiri, apalagi potensi komersial dari World Wide Web. Kondisi tersebut membuat ide Amazon sebagai toko buku online dipandang terlalu berisiko dan sulit diterima. Minimnya referensi bisnis serupa pada masa itu turut memperbesar keraguan investor terhadap kelayakan model usaha Amazon.
Tonton: Pengusaha Sambut Penundaan Cukai Minuman Berpemanis, Begini Kata Asrim dan Gapmmi Kejujuran yang Berujung Penolakan
Selain faktor ketidaksiapan pasar, Bezos juga mengakui bahwa pendekatannya yang sangat jujur terhadap risiko bisnis kemungkinan turut memperbesar jumlah penolakan. Ia secara terbuka menyampaikan kepada calon investor bahwa ada peluang besar investasi tersebut gagal. Bezos mengatakan bahwa ia memperkirakan kemungkinan kegagalan investasi mencapai 70%. Bahkan, dalam refleksinya kemudian, ia menilai estimasi tersebut mungkin masih terlalu optimistis dibandingkan kondisi riil saat itu. Pendekatan transparan ini menunjukkan bagaimana Bezos sejak awal menempatkan kejujuran sebagai bagian dari relasi dengan investor, meskipun konsekuensinya adalah lebih banyak penolakan.
Titik Kritis dalam Sejarah Amazon
Bezos menegaskan bahwa keberhasilan mendapatkan investor pada tahap awal tersebut sangat menentukan nasib Amazon. Tanpa suntikan modal awal, seluruh rencana bisnis Amazon bisa berhenti sebelum benar-benar berjalan. Ia menyebut bahwa pada fase tersebut, perusahaan berada di ambang kepunahan. Setiap keputusan investor menjadi sangat berarti, karena menentukan apakah Amazon bisa melanjutkan operasional atau harus menghentikan seluruh aktivitasnya.
Pengalaman ini sekaligus menjadi pengingat bahwa perusahaan besar sekalipun pernah berada pada fase yang sangat rentan, dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News