Jelajah Ekonomi Kontan (hari ke 6): Menyusuri kebun teh, apel, jeruk di Batu & Malang



KONTAN.CO.ID - MALANG. Setelah kenyang melalui beberapa hari dengan jadwal liputan dan wawancara yang padat, hari ke-6 tim Jelajah Ekonomi KONTAN (JEK) meluncur ke Batu, Jawa Timur. Niatnya, untuk menikmati sejuknya suasana perkebunan teh, apel dan jeruk. 

Tepat pukul 06.00 WIB tim JEK meninggalkan hotel Kampi di Surabaya. Pajero yang dipacu dengan kecepatan 80 Km per jam membawa kami melintasi jalan tol Mojokerto - Pandaan yang sudah mulai padat pagi itu. 


Tak disangka, pagi itu langit cukup cerah. Sepanjang perjalanan kami ditemani indahnya pemandangan Gunung Arjuno. Bergegas tim JEK mengabadikan foto dan video selama perjalanan di ruas tol Gempol - Pandaan.   

Sebelum sampai ke Batu untuk menikmati wisata agro, tim JEK mampir ke kebun teh Wonosari, Lawang untuk mengambil foto, video, dan sekaligus menikmati sejuknya udara kebun teh. 

Di ketinggian sekitar 900 di atas permukaan laut (DPL), Pajero kami bawa melewati jalanan terjal di tengah-tengah kebun teh. Sepertinya, sore sehari sebelum kami sampai Lawang turun hujan. Akibatnya, beberapa jalanan terlihat becek dan licin.

Waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB waktunya tim JEK untuk menuju destinasi selanjutnya. Siang itu kami memutuskan untuk mengambil jalan memutar melewati perkampungan dengan dipandu guide setempat. Pasalnya, kami akan terjebak kemacetan kalau kami melewati jalan utama dari Lawang menuju Batu karena sedang ada pembangunan underpass di pertigaan Karanglo, Malang. 

Selama perjalanan menuju Batu, tim JEK melalui jalanan berkelok melalui perkampungan padat penduduk sampai harus menembus lebatnya hutan pinus. 

Hujan deras dengan angin kencang seolah ingin ikut mengiringi setengah perjalanan kami sehingga tim JEK tidak dapat mengabadikan indahnya pemandangan hutan pinus. 

Sekitar pukul 13.00 WIB, tim JEK sampai di desa wisata Punten, Kecamatan Bumiaji, Batu. Sebelum berwisata petik apel kami memutuskan untuk beristirahat sambil merasakan kuliner setempat. 

Setelah hujan mulai reda, sinar matahari kembali menampakkan diri, dan perut sudah terisi, kami pun mulai melanjutkan perjalanan. Ternyata kantor penjualan tiket kebun apel yang kami incar hanya berjarak sekitar 200 meter dari tempat kami beristirahat. Langsung kami membeli tiket dan mengunjungi  agro wisata petik apel di kantor kelompok tani makmur abadi (KTMA).    

Setelah menunggu beberapa menit, salah satu petani mengantarkan kami ke kebun yang berada cukup jauh dari jalan utama. Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 menit, tim JEK sampai di lokasi petik apel. 

Meski cuaca mendung dan hujan baru saja reda, kebun apel ini rupanya sudah penuh dengan pengunjung. Tim JEK harus sabar mengantre untuk masuk ke dalam kebun. Oh ya, setiap pengunjung dikenakan tiket Rp 25.000 per orang.  

Untuk menjelajah kebun apel, tim JEK ditemani satu petani dari KTMA. Sepanjang perjalanan kami diberi tahu tentang jenis dan manfaat apel (yang ada di dalam kebun) serta cara memetik apel yang benar. 

Selama di dalam kebun, pengunjung bebas makan apel sampai puas. Tidak perlu takut keracunan obat kimia, karena semua pohon apel di sana bebas pestisida dan aman dikonsumsi. 

Setelah hampir satu jam menikmati wisata petik apel, tim JEK melanjutkan perjalanan menuju Desa Selorejo, Kecamatan DAU, Malang untuk berwisata petik jeruk. 

Sayang, tidak semua tim JEK ikut pergi karena dua anggota kami harus segera meluncur ke Salatiga, Jawa Tengah untuk mengambil foto dan video suasana Jembatan Tuntang saat fajar serta suasana di Kota Semarang. 

Mobil kami pacu cukup kencang mengingat hari semakin sore. Setelah 45 menit berlalu tim JEK akhirnya sampai di kantor pendaftaran agro wisata petik jeruk. 

Dag..Dig..Dug... tidak ada satu orang pun terlihat di area tempat pendaftaran. Untung kami menemukan nomor pengurus tempat wisata, tak banyak bicara kami pun menghubungi nomor tersebut. 

Beruntungnya kami, si pengurus masih mau membukakan kebun jeruk meski sudah melewati batas waktu operasional. Di sana kami serasa memetik jeruk di kebun sendiri, karena tidak ada pengunjung lain di sana. Asal tahu saja, batas kunjungan kebun jeruk sekitar pukul 16.00 WIB. 

Sama seperti tempat sebelumnya, kami dipandu beberapa guide di dalam kebun. Selain memberi tahu tentang beragam jenis jeruk yang ditanam, mereka juga memberi tahu cara memetik jeruk yang benar.

Kali ini tim JEK tidak ingin berlama-lama di dalam kebun karena langit tampak makin gelap. Senja sudah tiba, pertanda kami harus kembali ke Malang untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan. 

Setelah beristirahat sejenak di Santika, Malang tim JEK melanjutkan jelajah dengan berwisata kuliner di kota Malang. Bukannya bakso, malam itu kami memilih untuk mencoba makanan di beberapa resto legendaris. 

Puas mencicip aneka kuliner, tim JEK pun kembali ke hotel untuk beristirahat sebelum kembali menjelajah Kota Malang esok hari.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.