Jelang akhir tahun, ekspor mainan diperkirakan melonjak



JAKARTA. Penjualan mainan ke luar negeri akhir tahun ini diperkirakan bakal melonjak. Para produsen terlihat sudah mulai mencicil bahan baku untuk kebutuhan ekspor.Ketua Pemasaran Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI) Sudarman memperkirakan penjualan mainan akan meningkat saat Natal dan Tahun Baru nanti. "Di luar negeri, Natal heboh sekali, sehingga pengusaha sudah nyicil ekspor untuk keperluan akhir tahun sejak Mei sampai bulan ini," kata Sudarman kepada KONTAN, Jumat (17/9). Dia memprediksi ekspor bulan ini bisa meningkat 30% sampai 40%. Secara keseluruhan, dia memprediksikan, omzet industri mainan baik domestik maupun tahun ini hanya merangkak sekitar 10% dari tahun lalu yang sebesar US$$ 290 juta. Ini lantaran pertumbuhan industri mainan pada semester pertama lalu tidak terlalu besar. Kenaikannya hanya sebesar 10% menjadi US$ 150 juta. Tahan hargaTerkait dengan penguatan rupiah yang sudah berlangsung sejak dua bulan terakhir, Sudarman mengatakan pengusaha sepakat menahan dulu laju kenaikan harga. Sebelumnya APMI sempat mengeluhkan penguatan rupiah, kenaikan upah buruh, serta kenaikan tarif dasar listrik yang membuat ongkos produksi membengkak. Sudarman memprediksi, untuk dapat menanggung beban itu, pengusaha mesti menaikkan harga sebesar 10%.Khusus untuk pemesanan hingga bulan November, harga mainan APMI di pasar ekspor belum mengalami peningkatan. "Tapi mungkin kami akan mengevaluasi untuk harga baru di bulan Desember," lanjut Sudarman. Meski harga berpotensi meningkat, namun Sudarman optimis kualitas mainan Indonesia yang di atas China bisa bersaing terhadap mainan dari negara tersebut di luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can