KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, investor melakukan rebalancing portofolio yang dimiliki. Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich melihat, saham menjadi jenis investasi yang menarik di akhir tahun ini. Sebab, pada umumnya saham akan mengalami kenaikan. Walaupun harga saham diprediksi akan meningkat, idealnya investor tetap memikirkan jangka panjangnya. "Memilih saham atau reksadana saham dengan fundamental baik, valuasi tidak mahal dan likuiditas tinggi," kata Farash ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (21/11). Sementara itu, untuk jenis investasi lainnya seperti obligasi, reksadana pendapatan tetap, ataupun reksadana terproteksi, investor tetap harus memperhatikan underlying-nya. Adapun menurut Farash untuk pasar obligasi secara umum masih akan positif hingga kuartal satu tahun depan.
Baca Juga: Menjelang akhir tahun, saham sektor kesehatan paling prospektif Sejalan dengan pasar obligasi yaitu jenis investasi valuta. Diperkirakan, nilai tukar rupiah akan stabil terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga kuartal I 2020. Setelah itu, bisa terjadi penguatan dolar akibat selisih tingkat bunga dan inflasi kedua negara tersebut. Kalau investor memiliki preferensi risiko kredit rendah, kata Farash, akan lebih baik untuk memilih underlying surat berharga negara (SUN) dengan jangka waktu sekitar 5 tahun. Investor juga bisa menjadikan ETF obligasi dengan jangka waktu lima tahun sebagai alternatif. "Kalau toleransi risiko kredit menengah dapat memilih underlying obligasi korporasi dengan rating kredit A hingga AAA," imbuh Farash. Adapun pemilihan jangka waktunya dapat dipilih sekitar tiga hingga lima tahun. Baca Juga: Review IHSG: Terombang-ambing Ketidakpastian Perjanjian Dagang AS-China