KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) melemah 0,92% atau 63,437 poin ke level 6.809,968 pada penutupan perdagangan bursa Rabu (22/2). Equity Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang memprediksi IHSG berpotensi
rebound selama bertahan di atas pivot 6.760 dengan
support berada di level 6.670 dan
resistance di level 6.880. “Selama bertahan di atas pivot 6.760, IHSG berpeluang
rebound atau minor
reversal,” jelasnya.
Alrich melihat secara teknikal stochastic RSI menunjukkan sinyal
oversold dan tidak ada kenaikan volume transaksi yang signifikan di Rabu (23/2) sehingga potensi pelemahan mungkin akan terbatas di pivot level tersebut.
Baca Juga: Memburu Cuan dari Emiten yang Menggelar Buyback Saham Fluktuasi IHSG ini dinilai meningkat jelang rilis Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed (23/2). Hal ini membuat pelaku pasar mengantisipasi arah kebijakan The Fed, khususnya mengenai puncak The Fed Rate dari risalah FOMC tersebut. Selain itu, data-data ekonomi Amerika Serikat terkini memicu kekhawatiran pasar karena mengindikasikan inflasi yang akan relatif lebih
persistent dari perkiraan sebelumnya. Di sisi lain, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai dengan tertembusnya level support IHSG di 6.803, maka IHSG rawan kembali terkoreksi ke area support berikutnya di level 6.767. Namun, dalam jangka pendek IHSG memiliki peluang menguat untuk uji area 6.820-6.835 dengan resistance pada level 6.870. Menurut Herditya sentimen utama pergerakan IHSG masih dipengaruhi sentimen global.
Baca Juga: IHSG Dibuka Turun, Cek 6 Saham Rekomendasi BNI Sekuritas Rabu (22/2) "Investor masih khawatir dengan sikap
hawkish The Fed dalam kebijakan moneternya untuk mempertahankan era suku bunga yg tinggi,” jelasnya. Sementara itu,
Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan IHSG masih dapat mengalami tekanan jual lanjutan meski bersifat terbatas. Ivan memprediksi support terdekat IHSG berada di level 6760 dan
resistance di level 6.835. “Diharapkan menjadi target akhir koreksi
wave b sebelum IHSG menguat di
wave c dari perspektif Elliott Wave,” jelasnya. Pergerakan ini masih dipengaruhi sentimen dari arah kebijakan moneter The Fed dan masih tingginya inflasi di negara-negara Eropa. Kedua hal tersebut tampaknya masih akan menjadi perhatian bagi para pelaku pasar yang dapat berdampak pada aksi jual terbatas. Dengan demikian, Alrich merekomendasikan
buy on support pada saham-saham defensif, seperti INDF, UNVR, JPFA dan AALI. Sementara saham lain yang dapat diperhatikan adalah ASII, MAPI dan INCO.
Baca Juga: Simak Rekomendasi saham SIDO, MYOR, MAPI, DMMX, dan LINK untuk Rabu (22/2) Hari Ini Sementara Herditya merekomendasikan TLKM, ELSA, dan AKRA. Di sisi lain Ivan melihat saham perbankan seperti BBCA, BBRI dan BMRI mulai menarik diakumulasi serta UNVR sebagai alternatif untuk spekulasi beli melihat tekanan jual mulai terbatas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli