Jelang halving day, harga bitcoin tembus US$ 10.000 per btc



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki periode halving day, harga bitcoin akhirnya tembus level US$ 10.000 per btc atau sekitar Rp 150 juta pada perdagangan Jumat (8/5). Angka tersebut sekaligus jadi level tertinggi sejak Agustus 2019.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, kenaikan tersebut sekaligus menandakan bahwa tren harga bitcoin memasuki area bullish, sebagaimana yang sudah diramalkan sebelumnya. Bahkan, beberapa bulan ke depan, uang crypto tersebut berpotensi untuk melanjutkan kenaikan yang lebih tinggi lagi. 

Baca Juga: Meski trennya naik, bitcoin belum layak jadi safe haven


"Kenaikan bitcoin akan terbuka lebih lebar, mengingat level resistance US$ 10.000 per btc sudah berhasil ditembus," kata Oscar dalam keterangan resminya, Jumat (8/5).

Faktor yang mendorong kenaikan harga bitcoin akhir pekan ini, yakni adanya peralihan aset investor atau trader dari ekuitas atau saham ke bitcoin. Oscar menilai, alasan bergesernya aset tersebut lebih karena kondisi pasar ekuitas global yang belum menunjukkan pemulihan karena wabah persebaran virus corona atau Covid-19. 

Oscar mengungkapkan dalam dua bulan terakhir, harga bitcoin sempat menyentuh level Rp 70 juta, dan terus naik dan lama bertahan di kisaran Rp 100 juta hingga Rp 110 juta pada April 2020.

Sentimen lainnya yang ikut mendorong kenaikan harga bitcoin adalah kesadaran pelaku pasar untuk mulai mengambil posisi menyambut halving day atau momentum pembatasan supply bitcoin yang terjadi setiap empat tahun sekali. Tahun ini, momentum tersebut jatuh di bulan Mei, di mana supplu bitcoin akan berkurang hingga 50% dan mendongkrak harga. 

“Halving day membuat bitcoin semakin menarik untuk dimiliki karena statusnya sebagai safe haven class kembali teruji. Ini momen yang menarik, bahkan di tengah wabah Covid-19 maupun resesi ekonomi global harga bitcoin masih terus meningkat,” tambahnya. 

Baca Juga: Tembus US$ 9.000, pergerakan bitcoin sulit diprediksi jelang halving day

Untuk itu, Oscar berharap bisa memanfaatkan momentum ini untuk menambah portofolio investasi, di tengah banyaknya instrumen investasi lain yang justru bergerak negatif. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi