KONTAN.CO.ID - PANGKAL PINANG. Harga tiket pesawat kini menjadi persoalan krusial yang dihadapi Pemprov Kepulauan Bangka Belitung ( Babel). Rapat gabungan pun digelar pada Selasa (22/1), untuk menyamakan persepsi yang akan diteruskan ke Kementerian Perhubungan (Kemhub). "Sebagai tanggung jawab pemerintah, terkait dengan kenaikan harga tiket yang tinggi, dan masyarakat telah banyak menyampaikan keluhannya. Sehingga hari ini kami lakukan rapat," kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Babel Yanuar, Selasa. Dia menuturkan, desakan untuk harga tiket murah kian menguat karena pada Februari nanti banyak acara keagamaan, salah satunya Imlek. "Banyak kunjungan yang dikhawatirkan bisa batal saat Imlek nanti. Belum lagi pariwisata dan inflasi yang dipengaruhi harga tiket pesawat," ujarnya.
Pada rapat di kantor gubernur turut hadir perwakilan dari Maskapai Lion Air, Sriwijaya, Garuda, pengelola bandara serta Air Nav dan Dinas Perhubungan.
GM Angkasa Pura II Bandara Depati Amir Cuanda mengatakan, terjadi penurunan penumpang pada periode 1 sampai 20 Januari 2019. Namun secara akumulatif pertumbuhan pada 2018, tercatat mengalami peningkatan 5% dibandingkan dengan penumpang 2017. Terakhir per 31 Desember 2018, penumpang 2.173.000 orang atau tumbuh dari tahun 2017 yang mencapai 2.050.000 penumpang.
Branch Manager Garuda Pangkal Pinang Solpa Puji berdalih harga tiket pesawat saat ini sesuai aturan kementerian terkait ambang batas atas. Namun dia tidak menjelaskan kuota penjualan untuk ambang batas bawah. "Harga tiket sekarang untuk menjaga keberlangsungan operasional perusahaan," sebutnya. Dari penelusuran
Kompas.com, harga tiket online untuk Pangkal Pinang - Jakarta maupun sebaliknya kelas ekonomi rata-rata di atas Rp 500.000. Sementara penerbangan eksekutif harga tiket berkisar Rp 700.000 sampai Rp 856.000. Maskapai diduga enggan menurunkan harga tiket karena menguasai rute dan jadwal penerbangan tertentu. (
Heru Dahnur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli