Jelang IPO, sederet perusahaan atur strategi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menuju akhir tahun, masih ada tiga anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Masing-masing perusahaan mulai atur strategi agar saham perusahaan bisa terserap optimal oleh pasar. Terdekat, PT PP Presisi akan melancarkan aksi pencatatan saham perdana alias initial public offering (IPO). Dimuat Kontan beberapa waktu lalu, jelang IPO PP Presisi sempat memangkas target saham yang ditawarkan ke publik menjadi 23% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Sebelumnya, anak usaha PT PP Tbk (PTPP) ini sempat ingin menawarkan 35% saham ke publik. Harga yang ditetapkan pun adalah range bawah harga penawaran yakni di harga Rp 430 per saham. Pada 30 November nanti, rencananya Wika Gedung juga akan melepas saham ke publik. Diberitakan Kontan sebelumnya, semula Wika Gedung berencana melepas 40% saham, dimana 10% di antaranya disimpan untuk kemungkinan terjadinya kelebihan permintaan (oversubscribed). Dus, hanya ada 30% saham pada first offer. Kabar yang beredar, Wika Gedung akan melepas saham ke publik dengan harga Rp 290 per saham., dimana rentang harga penawaran Rp 290-Rp 456 per saham. Namun, Direktur Pengembangan Investasi dan Human Capital WIKA Gedung Nur Al Fata belum bisa memberikan konfirmasi terkait harga pelepasan saham ini. Pasalnya, manajemen masih menunggu efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Analis First Asia Capital David Sutyanto melihat perubahan porsi saham yang dilepas ke publik merupakan salah satu bagian dari strategi manajemen agar penyerapan saham bisa optimal. Begitu juga yang diungkapkan analis senior Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada. “Bisa saja mereka khawatir tak terserap. Atau bisa juga tahap awal hanya keluarkan sebagian, sisanya sambil tunggu momentum yang lebih bagus untuk bisa lepas dengan harga lebih tinggi,” jelas Reza. Meski porsi saham yang dilepas berubah, Reza tak buru-buru menilai saham yang bersangkutan sepi peminat. Menurut Reza, selama harga menarik, penjamin emisi terpercaya, dan fundamental emiten bagus, maka pelaku pasar akan menaruh minat besar pada saham tersebut. “Sekarang kalau beli IPO saham, kayak belanja di pasar, yang penting harganya cocok dulu, baru liat fiturnya,” tambah David. Adapun saat ini, David menilai investor global akan lebih tertarik dengan saham yang menawarkan Price to Earning Ratio (PER) sebesar 10 kali.

Sebelumnya, rentang harga penawaran Wika Beton meefleksikan PE 7-11 kali, sedangkan PP Presisi sebesar 14 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina