JAKARTA. Dollar Canada (CAD) bergerak fluktuatif terhadap Dollar Amerika Serikat (AS). Ini lantaran kondisi perekonomian di Uni Eropa (UE) yang masih tidak menentu. Pekan ini, para pelaku pasar menunggu hasil Konferensi Tingkat Tinggi para pimpinan negara-negara anggota UE, pada 28 - 29 Juni 2012.

Sebagian investor memandang KTT itu dengan pesimistis. Mereka menduga, pertemuan itu tidak akan menghasilkan kebijakan yang memuaskan pasar. Ini membuat CAD cukup tertekan terhadap dollar AS. "Dollar AS mengambil momentum dari kondisi seperti ini. Selain itu, harga komoditas saat ini juga terlihat mengalami pelemahan," kata Shaun Osborne, Head of Strategist Toronto Dominion Bank, seperti dikutip Bloomberg.

Analis BNI, Klara Pramesti, mengatakan, pergerakan CAD lebih banyak terpengaruh faktor eksternal. "Menanti hasil pertemuan KTT di Eropa merupakan alasan para pelaku pasar untuk mengamankan asetnya ke safe haven, seperti dollar AS. Akibatnya, mata uang lain mengalami pelemahan," ujar Klara.

Pasangan USD/CAD sempat menguat hingga 0,44% menjadi 1,0292, Senin (25/6). Pesimisme pasar terhadap kemampuan KTT itu menghasilkan solusi untuk krisis, membuat berbagai valuta utama melemah terhadap USD.

CAD sempat melemah hingga menyentuh 1,0318. Ini merupakan pelemahan terburuk nilai tukar dollar Kanada terhadap the greenback, sejak 12 Juni 2012. CAD sempat menguat terhadap dollar AS, hingga 1,0256, Selasa (26/6) pukul 17.00 WIB. Terhadap yen Jepang (JPY), pada waktu perdagangan yang sama, CAD melemah 0,03% menjadi 77,376. Sedangkan pasangan EUR/CAD melemah 0,33% menjadi 1,28263.

Dollar Kanada juga terserempet oleh penjualan obligasi di Spanyol dan Italia yang lesu. Kabar negatif lain dari Eropa, adalah Siprus yang membutuhkan dana talangan, menggerus optimisme pemodal global terhadap pemulihan ekonomi Eropa.

Analis Harvest International Futures, Tony Mariano, bilang, CAD adalah mata uang beresiko. "Saat kondisi fundamental negatif, Euro akan menarik mata uang beresiko lain untuk turun," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini