KONTAN.CO.ID - JAKARTA. DPR menyoroti naiknya harga pangan menjelang hari raya Idul Fitri. Ketua DPR Puan Maharani mengatakan, saat ini Indonesia menghadapi resiko perlambatan ekonomi akibat perlambatan ekonomi global. Selain tantangan tersebut, Indonesia menghadapi tantangan domestik antara lain dinamika konsolidasi politik pasca pemilu 2024, kenaikan harga komoditas kebutuhan rakyat, dan nilai tukar rupiah yang berpotensi melemah terhadap dollar AS.
Baca Juga: Bapanas Minta Bulog Optimalkan Penyerapan Beras dari Dalam Negeri Menurutnya, melemahnya nilai tukar rupiah dapat menyebabkan biaya produksi barang tertentu yang dapat meningkat. Dampak langsung dari kondisi ekonomi tersebut bagi rakyat adalah kenaikan harga barang kebutuhan pokok, daya beli yang menurun, dan menurunnya derajat kesejahteraan rakyat. Sebab itu, DPR RI mendorong pemerintah untuk dapat menjaga stabilitas ekonomi dengan menjaga inflasi tetap rendah. Memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berbasis pada faktor-faktor domestik dan melindungi daya beli masyarakat miskin dan rentan.
Baca Juga: Bapanas Naikkan HPP Gabah dan Beras Sementara untuk Amankan Stok Pemerintah juga harus mempercepat reformasi struktural yang dapat memperkuat perekonomian nasional. "Dalam jangka pendek pemerintah harus dapat memastikan harga kebutuhan pokok yang terjangkau, daya beli masyarakat yang tetap kuat sehingga rakyat Indonesia dalam merayakan lebaran dapat merayakannya dengan penuh kegembiraan," kata Puan dalam Rapat Paripurna Penutupan Masa Persidangan IV, Kamis (4/4). Sementara itu, Badan Pangan Nasional mengatakan, bantuan pangan (banpang) beras menjadi salah satu program pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi, utamanya inflasi beras.
Baca Juga: Amankan Stok Beras, Bapanas Naikkan HPP Gabah dan Beras Sementar Melalui program bantuan pangan, diyakini akan mampu menjaga tingkat inflasi yang selalu mengalami lonjakan pada saat momentum Ramadan dan Idulfitri. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada inflasi Maret, komoditas pangan bergejolak seperti beras, telur ayam, dan daging ayam tercatat masing-masing memiliki andil 0,9%. Bapanas berharap program bantuan pangan diharapkan dapat terus mendesak tingkat inflasi dan telah terlihat berkontribusi cukup signifikan pada laju inflasi beras secara bulanan. Tercatat, inflasi beras di Maret 2024 berada di 2,06 persen dan mengalami pelemahan dikarenakan pada inflasi beras Februari 2024 berada cukup tinggi di indeks 5,32 persen. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, dalam setiap kunjungan kerja Presiden Jokowi ke daerah selalu menyempatkan untuk melihat Gudang Bulog. Bapanas bersama Bulog akan memastikan ketersediaan stok di semua daerah senantiasa cukup.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Minta HGBT Diperpanjang, Begini Kata Kementerian ESDM "Sehingga masyarakat tidak perlu belanja berlebihan. Belanja sesuai dengan kebutuhan saja, karena stok cadangan pangan kita sangat mencukupi, terutama untuk Lebaran nanti,” ujar Arief. Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional, sejumlah harga pangan yang mengalami kenaikan diantaranya harga bawang merah yang naik 2,79% menjadi Rp 37.240 per kilogram (Kg), harga bawang putih bonggol naik 0,86% menjadi Rp 42.090 per Kg. Lalu, harga cabai rawit merah naik 0,84% menjadi Rp 47.060 per Kg, harga cabai merah keriting naik 0,98% menjadi Rp 44.160 per Kg.
Berikutnya harga daging sapi naik 0,08% menjadi Rp 136.640 per Kg, harga daging ayam ras naik 0,69% menjadi Rp 37.690 per Kg.
Baca Juga: Update Pangan Hari Ini: Harga Daging Sapi, Ayam, Hingga Telur Kompak Naik Harga gula naik 0,17% menjadi Rp 17.910 per Kg, harga minyak goreng kemasan sederhana naik 0,06% menjadi Rp 17.850 per liter, dan harga minyak goreng curah naik 0,06% menjadi Rp 15.840 per liter. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto