JAKARTA. Pengusaha kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) mengeluhkan menurunnya ekspor CPO menyambut bulan suci ramadan 2015 ini. Hal itu disebabkan turunnya ekspor CPO asal Indonesia ke sejumlah negara yang mayoritas berpenduduk muslim. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat, selama bulan Mei 2015 lalu, ekspor CPO turun 1,7% dibandingkan bulan April 2015. Direktur Eksekutif GAPKI Fadhil Hasan mengatakan ekspor CPO pada Mei 2015 sebesar 2,22 juta ton atau lebih rendah dari April sebesar 2,25 juta ton. Kendati ada penurunan ekspor minyak sawit pada bulan Mei, secara year-on-year ekspor minyak sawit Indonesia tumbuh cukup baik yaitu sekitar 26% dari periode Januari-Mei 2015 dibandingkan yang sama tahun lalu atau dari 8 juta ton Januari-Mei 2014 tumbuh menjadi 10,1 juta ton periode yang sama 2015. Fadhil menerangkan, volume ekspor minyak sawit Indonesia menurun signifikan ke Bangladesh yaitu sekitar 43% meskipun secara kuantitas volume ekspor ke Bangladesh tidak besar. Bulan April lalu volume ekspor ke Bangladesh mencapai 70,9 ribu ton dan pada Mei ini turun menjadi 40,3 ribu ton. "Hal ini sangat mengejutkan karena Bangladesh diketahui berpenduduk mayoritas muslim," ujar Fadhil, Rabu (17/6). Menurutnya, situasi politik di dalam negeri diduga menjadi faktor pelemahan permintaan dari Bangladesh. Seperti yang diketahui sejak Maret lalu Partai Nasionalis Bangladesh memblokade titik-titik utama pintu masuk dan keluar kota Bangladesh sebagai ketidakpuasan dari ditangkapnya pimpinan partai tersebut. Hal ini menyebabkan pasokan barang ke dalam negara tersebut berkurang karena kendaraan yang membawa dihentikan dan sebagian diserang. Gapki juga mencatat, volume ekspor minyak sawit Indonesia ke India di Mei ini juga membukukan penurunan 21% atau dari 631.000 ton pada April menurun menjadi 501.000 ton di bulan Mei ini.
Jelang Lebaran ekspor CPO turun
JAKARTA. Pengusaha kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) mengeluhkan menurunnya ekspor CPO menyambut bulan suci ramadan 2015 ini. Hal itu disebabkan turunnya ekspor CPO asal Indonesia ke sejumlah negara yang mayoritas berpenduduk muslim. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat, selama bulan Mei 2015 lalu, ekspor CPO turun 1,7% dibandingkan bulan April 2015. Direktur Eksekutif GAPKI Fadhil Hasan mengatakan ekspor CPO pada Mei 2015 sebesar 2,22 juta ton atau lebih rendah dari April sebesar 2,25 juta ton. Kendati ada penurunan ekspor minyak sawit pada bulan Mei, secara year-on-year ekspor minyak sawit Indonesia tumbuh cukup baik yaitu sekitar 26% dari periode Januari-Mei 2015 dibandingkan yang sama tahun lalu atau dari 8 juta ton Januari-Mei 2014 tumbuh menjadi 10,1 juta ton periode yang sama 2015. Fadhil menerangkan, volume ekspor minyak sawit Indonesia menurun signifikan ke Bangladesh yaitu sekitar 43% meskipun secara kuantitas volume ekspor ke Bangladesh tidak besar. Bulan April lalu volume ekspor ke Bangladesh mencapai 70,9 ribu ton dan pada Mei ini turun menjadi 40,3 ribu ton. "Hal ini sangat mengejutkan karena Bangladesh diketahui berpenduduk mayoritas muslim," ujar Fadhil, Rabu (17/6). Menurutnya, situasi politik di dalam negeri diduga menjadi faktor pelemahan permintaan dari Bangladesh. Seperti yang diketahui sejak Maret lalu Partai Nasionalis Bangladesh memblokade titik-titik utama pintu masuk dan keluar kota Bangladesh sebagai ketidakpuasan dari ditangkapnya pimpinan partai tersebut. Hal ini menyebabkan pasokan barang ke dalam negara tersebut berkurang karena kendaraan yang membawa dihentikan dan sebagian diserang. Gapki juga mencatat, volume ekspor minyak sawit Indonesia ke India di Mei ini juga membukukan penurunan 21% atau dari 631.000 ton pada April menurun menjadi 501.000 ton di bulan Mei ini.