Jelang lebaran, harga daging sapi diramal stabil



JAKARTA. Menjelang masa puasa dan lebaran, harga daging sapi diperkirakan tidak akan mengalami kenaikan signifikan. Sebab suplai untuk kebutuhan daging dalam negeri diprediksi terpenuhi, dan permintaan terhadap daging cenderung menurun karena masyarakat membatasi pembelian daging akibat efek menguatnya mata uang dollar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang rupiah.

Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging Dan Feedlot Indonesia (Apfingo) Johny Liano mengatakan dari sisi sapi bakalan impor, kebutuhan daging terpenuhi. Sebab dari sapi bakalan saja, akan menyumbangkan sebanyak 120.000 ekor sampai 150.000 ekor untuk kebutuhan kuartal kedua ini. "Sisanya akan dipenuhi dari impor daging sapi dan suplai dari sapi lokal," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (3/5).

Menurut Johny, saat ini harga sapi bakalan impor hidup sebesar Rp 37.000 hingga Rp 38.000 per kilogram (kg). Sementara harga di pasaran masih bertenggar di angka Rp 95.000 per kg hingga Rp 100.000 per kg. Ia memprediksi harga tersebut tidak akan mengalami kenaikan yang terlalu tinggi, atau bahkan cenderung sama ketika memasuki bulan puasa dan lebaran.


Kalau pun ada kenaikan harga, itu disebabkan faktor psikologis. Bisa karena biaya angkutan naik, dan ketakutan masyarakat tidak kebagian daging. Kondisi itu berpotensi dimanfaatkan pedagang di pasaran untuk mengerek harga. Namun, jika pun itu terjadi, Johny memprediksi kenaikannya kecil, paling banter naik Rp 5.000 per kg. Johny juga menepis soal isu naiknya harga jeroan dan secondary cut.

Ia mengatakan selama ini, sebagian besar konsumen jeroan dan secondary cut warung-warung lokal yang mana menjelang lebaran dan puasa sebagian besar tutup. Dengan begitu, permintaan terhadap jeroan tidak akan melonjak seperti dikhawatirkan sebagian pihak. Johny optimis dengan pemberian izin impor sapi bakalan 250.000 kuartal kedua ini, kebutuhan sapi dalam negeri akan terpenuhi.

Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana mengatakan pasokan sapi lokal dalam negeri sudah mulai bertambah. Sapi lokal juga telah memiliki pasar sendiri sehingga kebutuhan masyarakat setempat terpenuhi. Saat ini harga sapi lokal hidup memang lebih tinggi dibandingkan sapi bakalan impor yakni sebesar Rp 42.000 per kg. Karena itu, ia meminta agar sapi bakalan tidak merembes ke pasar lokal yang berpotensi membuat permintaan sapi lokal turun.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemdag Partogi Pangaribuan optimis kebutuhan daging sapi dalam negeri menjelang lebaran akan terpenuhi. Hal itu didasari dari perhitungan Kementerian Perdagangan (Kemdag) yang menambah kuota izin impor sapi bakalan menjelang lebaran dan puasa menjadi 250.000 ekor. Jumlah itu lebih banyak dari kuartal pertama yang hanya 100.000 ekor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia