Jelang Lebaran, harga tembakau tiarap hingga 44%



JAKARTA. Industri rokok yang belum membeli tembakau untuk mengisi gudang mereka telah membuat harga tembakau di sentra-sentra produksi makin merosot saat ini. Petani tembakau meminta pemerintah segera turun tangan untuk memperbaiki harga dengan menerapkan harga patokan tembakau seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

Abdus Setiawan, Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) mengatakan, saat ini harga jual tembakau berkualitas bagus hanya berkisar Rp 24.000 hingga Rp 30.000 per kilogram (kg). Padahal sebelumnya, harga tersebut mencapai sekitar Rp 40.000-Rp 43.000 per kg. "Penurunan terjadi sejak awal panen tahun ini," kata Abdus, Senin (13/8).

Penurunan harga antara 25% sampai 44% itu tentu merugikan petani tembakau terutama yang panen lebih awal. Karena itu APTI meminta pemerintah memperbaiki harga tembakau lewat gudang-gudang rokok tersebut.


Menurut Abdus, langkah tersebut diperlukan, karena saat ini penyerapan tembakau di gudang pabrik rokok lebih rendah dari sebelumnya. "Banyak gudang pabrik rokok yang menahan pembelian," tambah dia.

Namun, bisa jadi, industri rokok juga sedang kesulitan. Ujang Rohma, Ketua APTI Sumedang, menyatakan, stok tembakau tahun lalu hingga saat ini belum terjual semua ke pabrik rokok. “Stok tembakau yang dibeli dari petani di Jawa Barat tahun lalu masih menumpuk," katanya.

Provinsi Jawa Barat tahun ini diperkirakan memproduksi tembakau 5.000 ton. Akibat penurunan harga ini, diperkirakan hanya 30% tembakau yang terserap pabrik rokok.

Buka setelah Lebaran

Data Kementerian Pertanian menunjukkan, tahun ini luas areal tanam tembakau mencapai 212.698 hektare (ha). Di Indonesia, ada delapan sentra produksi tembakau yaitu Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, dan Sulawesi Selatan.

Dari delapan sentra produksi itu, total panen tembakau tahun ini diperkirakan mencapai 172.701 ton. "Impor tembakau sekitar 70.000 ton per tahun," papar Abdus.

Salah satu sentra produksi yang telah menerapkan harga patokan tembakau adalah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Menurut Bupati Pamekasan, Kholilurrahman, harga patokan tembakau paling rendah di Pamekasan Rp 26.000 per kg.

Harga tersebut diambil dari biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani. "Jika perusahaan rokok masih membeli di bawah harga patokan itu, gudang rokoknya akan kami tutup," janji Kholilurrahman. Menurutnya, penetapan harga patokan dilakukan untuk melindungi petani tembakau, terutama mencegah agar harga tidak terjun bebas.

Boy Jonathan, Kepala Unit PT Gudang Garam Paiton, Probolinggo, mengakui gudang tembakau belum membuka pembelian tembakau. "Setiap tahun, gudang tembakau biasa membuka pembelian setelah 17 Agustus. Tahun ini akan buka setelah Lebaran" ujarnya. Jadwal pembelian ini ditetapkan oleh manajemen Gudang Garam di Kediri.

Boy menilai, jatuhnya harga tembakau masa-masa awal musim panen seperti saat ini masih terbilang wajar. Harga tembakau akan naik lagi setelah gudang tembakau mulai buka dan membeli tembakau dari petani.

Selain Gudang Garam, sejumlah gudang tembakau milik pabrik rokok lain di Probolinggo juga belum ada yang buka, seperti gudang milik PT Sadhana Arifnusa, PT Jaya Abadi (Djarum), PT Norojono (Daun Emas), PT Bentoel, dan PT Sumber Rejeki. Gudang tembakau milik sejumlah pabrik rokok kecil juga belum membeli tembakau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri