Jelang Lebaran, Industri Tekstil Lesu Darah



JAKARTA. Menjelang puasa dan Lebaran tahun 2010 ini, industri tekstil justru lesu darah. Industri tekstil pesimistis bakal ada lonjakan permintaan tekstil di dalam negeri. “Pasarnya sepi karena konsumen sekarang menghabiskan uangnya untuk biaya sekolah dan kuliah,” kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) di Jakarta, Selasa (3/8). Itu sebabnya, Ade yakin, penjualan produk tekstil di dalam negeri masa puasa dan lebaran tahun ini tidak akan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun lalu.Tak hanya itu, ada faktor lain yang membikin industri tekstil tidak mencatatkan peningkatan permintaan. Yaitu, penggunaan faktur jual beli yang wajib dilaporkan kepada instansi pajak. Menurut Ade, kewajiban untuk melaporkan faktur hasil transaksi tersebut membikin pedagang tekstil atau distributor enggan membeli tekstil kepada produsen.“Mereka bilang, buat apa bayar pajak kalau ujung-ujungnya dikorupsi,” kata Ade menirukan kalimat pedagang. Biasanya, pedagang saat bertransaksi dengan produsen tekstil cukup hanya menggunakan faktur jual beli sederhana saja tanpa harus melaporkan pajak dari transaksi yang dilakukan.Dalam hal ini, Ade menegaskan, posisi API terbilang dilematis. Di satu sisi, pihaknya sudah melakukan sosialisasi akan pentingnya pembayaran pajak untuk pembangunan negeri ini. Di sisi lain, pedagang dan distributor tekstil dan garmen enggan melakukan pelaporan pajak atas transaksi yang dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: