KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volatilitas pasar yang tinggi sepanjang tahun ini rupanya turut membuat perdagangan berjangka bergairah. PT Monex Investindo hingga Mei lalu mencatat volume transaksi perdagangan berjangka terbilang stabil, bahkan di masa menjelang lebaran sekalipun. Presiden Direktur Monex Investindo Futures Ferhard Annas menyebut, hingga akhir Mei, volume transaksi Monex masih berkisar 80.000 hingga 100.000 lot setiap bulannya. "Volume transaksi masih stabil ramainya. Biasanya jelang lebaran memang akan slow down, tapi sepertinya kali ini tidak begitu signifikan karena proses transaksi sudah makin mudah," ujar Ferhard, Rabu (6/6). Selain itu, Ariston Tjendra, Kepala Riset Monex Investindo Futures, menambahkan, faktor sentimen eksternal yang membuat pasar kian volatil turut membuat perdagangan semakin ramai, meski menjelang libur lebaran. Lantas, nasabah kian aktif bertransaksi. "Sentimen terutama dari Amerika Serikat (AS), terkait kebijakan Trump yang terus membuat pasar bereaksi," ujar Ariston, Rabu (6/6).
Jelang Lebaran, perdagangan berjangka emas dan forex Monex Investindo tetap ramai
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volatilitas pasar yang tinggi sepanjang tahun ini rupanya turut membuat perdagangan berjangka bergairah. PT Monex Investindo hingga Mei lalu mencatat volume transaksi perdagangan berjangka terbilang stabil, bahkan di masa menjelang lebaran sekalipun. Presiden Direktur Monex Investindo Futures Ferhard Annas menyebut, hingga akhir Mei, volume transaksi Monex masih berkisar 80.000 hingga 100.000 lot setiap bulannya. "Volume transaksi masih stabil ramainya. Biasanya jelang lebaran memang akan slow down, tapi sepertinya kali ini tidak begitu signifikan karena proses transaksi sudah makin mudah," ujar Ferhard, Rabu (6/6). Selain itu, Ariston Tjendra, Kepala Riset Monex Investindo Futures, menambahkan, faktor sentimen eksternal yang membuat pasar kian volatil turut membuat perdagangan semakin ramai, meski menjelang libur lebaran. Lantas, nasabah kian aktif bertransaksi. "Sentimen terutama dari Amerika Serikat (AS), terkait kebijakan Trump yang terus membuat pasar bereaksi," ujar Ariston, Rabu (6/6).