Jelang Libur Lebaran, IHSG Menguat Tipis di Pekan Ini



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis pada perdagangan pekan ini. Ini terjadi setelah IHSG ditutup naik 0,45% ke 7.228,91 pada perdagangan hari terakhir sebelum libur Lebaran, Kamis (28/4). Alhasil, IHSG mengakumulasi kenaikan tipis 0,05% di minggu ini.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, pergerakan IHSG pada pekan ini dipengaruhi kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi dan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang cenderung agresif untuk menekan angka inflasi yang tinggi di AS. Di sisi lain, konflik Rusia-Ukraina masih mewarnai pergerakan bursa global dan IHSG.

Pada Kamis (28/4), pergerakan IHSG juga dipengaruhi laju bursa saham AS dan Asia yang mayoritas menguat. "Hal ini didorong oleh rilisnya laporan keuangan emiten di kuartal pertama 2022," ucap Herditya saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (28/4).


Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Transportasi dan Logistik yang Berpotensi Rebound

Selain itu, pergerakan IHSG pekan ini juga didukung oleh aksi beli investor asing yang cukup masif. Pada hari ini, investor asing membukukan net buy Rp 2,28 triliun di pasar reguler, sementara net buy dalam sepekan mencapai Rp 5,09 triliun. Menurut dia, investor asing masih tertarik pada saham-saham di sektor energi yang dipengaruhi oleh harga komoditas dunia.

Herditya memproyeksi, IHSG pada perdagangan pekan pertama setelah libur Lebaran rawan terkoreksi dengan level support 7.146 dan resistance 7.300.

"Pasalnya, pada saat libur Lebaran ini, The Fed kemungkinan akan merilis suku bunganya dengan konsensus meningkat 50 bps," ucap Herditya.

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menambahkan, pergerakan IHSG dan bursa regional Asia pada Kamis (28/4) juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter Bank of Japan. Bank sentral Negeri Sakura tersebut mengumumkan untuk mempertahankan suku bunga pada level -0,1%.

Baca Juga: IHSG Naik 0,45% Pada Kamis (28/4), Asing Banyak Mengoleksi BMRI, ASII, dan BBRI

"Pasar memandang keputusan tersebut seiring ekonomi Jepang diproyeksikan tumbuh lebih lambat, di tengah tantangan dari kebangkitan kasus Covid-19 dan kenaikan harga komoditas karena situasi di Ukraina," ucap tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas.

Dari dalam negeri, S&P mempertahankan peringkat utang valas jangka panjang Indonesia di BBB, menunjukkan prospek pertumbuhan ekonomi yang solid dan rekam jejak kebijakan yang berhati-hati. Hal ini diyakini akan memberikan kepercayaan para investor akan kondisi ekonomi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari