JAKARTA. Mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai akhir tahun ini memungkinkan berbagai macam produk diperdagangkan dengan lebih bebas, termasuk produk makanan pun obat-obatan. Karenanya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mempersiapkan strategi untuk menghadapi MEA. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Roy Sparingga mengatakan, untuk mengantisipasi banyaknya produk makanan dan obat-obatan yang beredar, BPOM bekerjasama dengan negara-negara di Asia Tenggara dalam bentuk kelompok kerja (working group). "Dalam forum ini, setiap negara membicarakan produk yang telah melewati pengawasan masing-masing (negara)," jelasnya, Senin (12/1). Menurutnya, ada empat kelompok kerja dengan fokus kerja berbeda-beda. Pertama, berfokus pada obat-obatan. Kedua, makanan olahan. Ketiga kosmetik, dan keempat obat tradisional dan jamu.
Jelang MEA, BPOM mengawasi produk
JAKARTA. Mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai akhir tahun ini memungkinkan berbagai macam produk diperdagangkan dengan lebih bebas, termasuk produk makanan pun obat-obatan. Karenanya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mempersiapkan strategi untuk menghadapi MEA. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Roy Sparingga mengatakan, untuk mengantisipasi banyaknya produk makanan dan obat-obatan yang beredar, BPOM bekerjasama dengan negara-negara di Asia Tenggara dalam bentuk kelompok kerja (working group). "Dalam forum ini, setiap negara membicarakan produk yang telah melewati pengawasan masing-masing (negara)," jelasnya, Senin (12/1). Menurutnya, ada empat kelompok kerja dengan fokus kerja berbeda-beda. Pertama, berfokus pada obat-obatan. Kedua, makanan olahan. Ketiga kosmetik, dan keempat obat tradisional dan jamu.