Jelang Musim Giling Tebu, Mengapa Ada Impor Gula?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengimpor gula meski masa giling tebu tinggal sebulan lagi.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi membeberkan alasan penugasan impor gula menjelang musim giling tebu pada Mei mendatang.

Menurut Arief, ID FOOD ditugaskan untuk melakukan impor sebanyak 107.900 ton gula kristal putih (GKP) tahun ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 32.000 ton akan masuk sebelum Mei tahun ini.


Arief menuturkan pengadaan gula dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang biasanya mengalami peningkatan permintaan (demand) pada momentum ramadhan dan lebaran. Sebab, musim giling tebu baru akan mulai sekitar bulan Mei.

"Sehingga ketersediaan gula masih harus ditopang dari luar untuk menjaga harga di pasaran bisa tetap berjalan sesuai dengan Perbadan 11 Tahun 2022 tentang Harga Acuan Pembelian Di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan Di Tingkat Konsumen (HAP) untuk Komoditas Gula Konsumsi sebesar Rp 13.500/kg," kata Arief dalam keteranganya, Sabtu (1/4).

Baca Juga: Mulai Masuk, ID FOOD Targetkan 40.000 Ton Gula Impor Datang Sebelum Lebaran

Berdasarkan perhitungan Neraca Komoditas Pangan Tahun 2023 dari kebutuhan nasional 3,4 juta ton, diperkirakan produksi nasional mencapai 2,6 juta ton.

Sementara masih terdapat carry over dari tahun 2022 sebesar 1,1 juta ton sehingga masih diperlukan pengadaan 900 ribu ton agar di akhir tahun masih terdapat stok 1,2 juta ton, dan kebutuhan gula pada momentum HBKN dapat terpenuhi dengan cukup.

Pengadaan dari luar ini hanya untuk mengamankan stok gula untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga khususnya saat Ramadan dan Idulfitri. Sesuai dengan kesepakatan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) dan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) tingkat Menteri pada Januari lalu." ujar Arief.

Ditambahkannya, langkah ini juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo agar kementerian/lembaga secara detail menghitung dan memastikan stok pangan untuk masyarakat.

Arief juga menekankan pengadaan harus memprioritaskan produksi dalam negeri. Untuk itu, Badan Pangan Nasional juga meminta permohonan penugasan Menteri BUMN kepada ID FOOD untuk menyerap gula petani.

Arief menyebut harga kesepakatan terakhir sebesar Rp 11.500/kg, namun ia mengatakan akan melakukan evaluasi bersama asosiasi petani tebu rakyat sebagai adjustment guna mendapatkan harga yang tepat.

"Karena perintah Bapak Presiden Jokowi harga itu harus wajar di tingkat petani, penggiling, dan konsumen. BUMN sebagai offtaker dari produksi petani dan peternak," imbuhnya.

Selaras dengan hal tersebut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Budi Santoso menegaskan importasi pangan dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta stabilisasi pasokan dan harga pangan.

"Karena memang kebutuhan nasional, dan itu dasarnya dari rakortas sesuai neraca komoditas maka diputuskan impor, kalau surplus ya kita ekspor," ujarnya.

Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengatakan bongkar muat pada hari ini adalah bagian dari 32.500 ton dari total penugasan 107.900 ton, yang akan bertahap kedatangannya sampai dengan Mei 2023.

“Realisasi penugasan gula ini diharapkan dapat menjaga harga gula sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, target kami sebelum HBKN 2023 selesai, akan ada kedatangan lagi GKP sekitar 40.000 ton,” jelasnya.

Lebih lanjut, Frans menyebut, rencana realisasi penugasan pengadaan gula tahun 2023 ini akan masuk melalui beberapa titik wilayah kedatangan, yakni Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Tanjung Perak dan Medan.

Baca Juga: Badan Pangan Nasional Tugaskan BUMN Pangan Impor 215.000 Ton Gula

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat