KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Di sisa tahun 2024, transaksi remitansi perbankan terus meningkat meski tren pelemahan rupiah belum berakhir. Ini turut menyumbang pendapatan non bunga berbasis komisi atau
fee based income dari layanan bisnis yang diberikan. PT Bank Mandiri Tbk misalnya, bank pelat merah ini mencatat pertumbuhan bisnis remitansi yang sangat positif, baik dari sisi frekuensi yang meningkat 40% secara tahunan (
year on year/yoy), maupun dari sisi volume transaksi yang meningkat 12% yoy sampai dengan Oktober 2024.
Vice President Micro Segment & Remittance Solution Bank Mandiri, Rolland Setiawan menyampaikan, pertumbuhan ini didorong oleh beberapa faktor penting, termasuk perluasan
coverage transfer dengan penambahan delapan mata uang baru pada fitur transfer valas melalui aplikasi Livin' by Mandiri.
Baca Juga: Transaksi Luar Negeri Naik, Fee Based Income Bank Ikut Terkerek Pertumbuhan bisnis layanan transaksi remitansi didominasi oleh segmen retail individu yang melakukan transaksi transfer valas melalui Livin'. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, bisnis remitansi telah berkontribusi menambah pendapatan
fee based income mencapai lebih dari Rp100 miliar selama sepuluh bulan pertama tahun 2024. "Melihat tren pertumbuhan yang sangat positif, kami optimis pada Desember 2024 jumlah transaksi remitansi Bank Mandiri diproyeksikan naik sebesar 10% secara
year to date," ungkap Rolland kepada Kontan, Selasa (26/11). Rolland juga memperkirakan, peningkatan transaksi tertinggi berada di Bulan Desember 2024 yang juga bertepatan dengan periode libur Natal dan Tahun Baru 2025. Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut, Bank Mandiri akan melakukan perluasan
coverage mata uang asing, dan menambah kemitraan dengan penyedia layanan Remitansi Internasional untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. "Ini beberapa faktor yang mendorong peningkatan transaksi remitansi di Bank Mandiri dengan memberikan pengiriman uang yang cepat di beberapa negara tujuan hingga
near real-time melalui Livin' by Mandiri," ungkapnya.
Baca Juga: Transaksi Remitansi Meningkat, Dorong Peningkatan Pendapatan Komisi Bank Tak jauh beda, PT BPD Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga mencatatkan pertumbuhan signifikan pada bisnis remitansi, sampai Oktober 2024, transaksi meningkat hingga 263,91% secarra yoy. Direktur Keuangan ,Treasury dan Global Services, Edi Masrianto menyatakan, tren positif ini didukung dengan pengembangan Layanan JConnect Remittance, yang difokuskan pada pengiriman valas, dan telah mengalami perkembangan pesat. Saat ini, Bank Jatim melayani dua koridor utama untuk remitansi, yaitu dari Malaysia dan Hong Kong, yang merupakan negara dengan lumbung pekerja migran Indonesia, khususnya dari Jawa Timur. Alhasil peningkatan transaksi remitansi di Bank Jatim turut menyumbang pendapatan berbasis
fee based income dan
trade finance secara keseluruhan sebesar 44,13% selama periode sepuluh bulan pertama tahun 2024. "Proyeksi transaksi remitansi Bank Jatim di sisa akhir tahun 2024 diperkirakan akan terus meningkat lebih dari posisi periode Oktober 2024," ungkap Edi kepada Kontan, Selasa (26/11).
Baca Juga: BSI Siapkan Layanan Remittance di 12 Negara Adapun beberapa faktor pendorong pertumbuhan tersebut yakni momen menjelang hari besar Natal dan Tahun baru, serta meningkatnya jumlah pekerja migran indonesia (PMI) dari Jawa Timur yang memberikan kontribusi dalam penambahan transaksi remitansi.
Faktor pendorong lainnya adalah pengembangan layanan
outbound yang saat ini dilakukan Bank Jatim untuk melayani kebutuhan pengiriman uang dari Indonesia ke luar negeri. Ini diharapkan menarik pelanggan individu maupun perusahaan. Dengan upaya pengembangan ini, transaksi remitansi diproyeksikan menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan
fee-based income Bank Jatim di akhir 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih