KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga sejumlah komoditas pangan naik menjelang Natal tahun 2024. Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, pada minggu ketiga Desember 2024, terdapat 32 provinsi yang mengalami kenaikan indeks perkembangan harga (IPH) dan 6 provinsi mengalami penurunan IPH. “Komoditas penyumbang andil kenaikan IPH di sebagian besar provinsi adalah cabai merah, daging ayam ras, dan bawang merah,” ujar Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengandalian Inflasi, Senin (23/12).
BPS mencatat komoditas penyumbang andil kenaikan IPH di Pulau Sumatra didominasi oleh daging ayam ras dan cabai merah. Lalu, di Pulau Jawa komoditas penyumbang kenaikan IPH didominasi oleh cabai merah, bawang merah, dan telur ayam ras.
Baca Juga: Pemerintah Bakal Bagi-Bagi Bantuan Pangan Beras untuk 16 Juta Penerima di Awal 2025 Amalia menjelaskan, kenaikan harga bawang merah sebesar 8,33% dibanding November 2024. Tercatat, 288 kabupaten/kota mengalami kenaikan bawang merah. “Rata – rata harganya Rp 40.619 per kilogram,” ucap dia. Berikutnya, cabai merah kenaikan harganya 10% dibanding November 2024. Rata – rata harga cabai merah Rp 36.087 per kilogram dan kenaikan harga terjadi di 250 kabupaten/kota. Lalu, harga daging ayam ras naik 0,67% dibanding November 2024. Rata – rata harganya Rp 38.036 per kilogram. Serta telur ayam ras yang mengalami kenaikan harga 2,4% dan harga rata – ratanya Rp 30.450 per kilogram. Kenaikan telur ayam ras ini terjadi di 217 kabupaten/kota. “Secara nasional, rata – rata hara telur ayam ras pada minggu ketiga Desember 2024 berada di atas harga acuan penjualan,” terang Amalia. Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono menambahkan, KSP melakukan pantauan di Pasar Johar Karawang Jawa Barat mengenai harga beras. Salah satu temuannya adalah pasokan beras medium berharga relatif murah jauh berkurang. Adapun pasokan beras di pasar tersebut berasal dari Jawa Tengah. Edy menyebut, Demak yang selama ini terkonfirmasi sebagai sentra produksi beras di Jawa Tengah mengalami penurunan produksi, pasokan gabahnya jauh berkurang.
Baca Juga: Potensi Menjanjikan, Tren Positif Ekspor Kakao Indonesia Berpotensi Berlanjut “Luas panen (di Demak) terus berkurang, dari 114.000 hektar di tahun 2018, menjadi 88.000 hektar di tahun 2023, ini kami khawatir terjadi di daerah lain,” Oleh karena itu, KSP mendukung program Kementan. Baik cetak sawah baru maupun optimasi lahan.
“Mau tidak mau kita harus lakukan itu karena terjadi luas penurunan sawah,” terang Edy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari