KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Investor berbondong-bondong masuk ke pasar uang global dalam sepekan hingga 8 Januari, didorong oleh kekhawatiran atas potensi kenaikan tarif dengan perubahan mendatang dalam pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah Donald Trump. Selain itu, investor juga bergati-hati menjelang laporan data pekerjaan AS yang dapat membentuk kembali ekspektasi untuk pemotongan suku bunga Federal Reserve. Menurut data LSEG Lipper seperti dikutip Reuters, Jumat (10/1), investor menyalurkan dana US$ 158,73 miliar ke pasar uang global, pembelian bersih mingguan terbesar kedua mereka sejak April 2020.
Presiden terpilih AS Donald Trump, yang akan menjabat pada 20 Januari, telah berjanji untuk mengenakan tarif 10% pada semua impor global ke AS. Selain itu, ia mengancam akan menerapkan tarif 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko pada hari pertamanya menjabat. Baca Juga: Harga Emas Spot Menuju Kenaikan Mingguan Jumat (10/1), Dipicu Ketidakpastian Trump Dana ekuitas global mengamankan arus masuk untuk minggu ketiga berturut-turut, mencapai US$ 11,36 miliar bersih. Dana ekuitas Eropa menerima arus masuk bersih sebesar US$ 8,7 miliar, yang terbesar dalam tiga minggu. Sementara itu, investor menambahkan US$ 5,6 miliar bersih ke dana Asia tetapi menarik US$ 5,05 miliar bersih dari dana AS selama periode yang sama. Dana ekuitas sektoral global mencatat pembelian bersih mingguan pertama dalam lima minggu, sebesar US$ 526,24 juta. Investor memompa dana sebesar US$ 1,13 miliar ke sektor teknologi setelah lima minggu berturut-turut penjualan bersih. Sektor layanan komunikasi melihat pembelian bersih senilai US$ 413 juta.