Jelang pemilu AS, harga emas spot ditutup menguat ke US$ 1.878,81 per ons troi



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas kembali naik pada akhir perdagangan Jumat (30/10). Penguatan harga emas datang setelah reli dolar Amerika Serikat (AS) terhenti. Di saat bersamaan, lonjakan kasus Covid-19 serta ketidakpastian seputar pemilihan umum presiden AS yang berlangsung di pekan depan turut mendukung pergerakan harga aset lindung nilai ini.

Jumat (30/10), harga emas spot ditutup menguat 0,6% menjadi US$ 1.878,81 per ons troi. Penguatan ini terjadi setelah dalam dua sesi sebelumnya, emas mengalami penurunan tajam. Namun, hasil ini juga membuat harga emas melemah 0,4% sepanjang bulan Oktober. 

Di sisi lain, harga emas berjangka kontrak pengiriman Desember 2020 ditutup naik 0,6% menjadi US$ 1.879,90 per ons troi. Sepanjang bulan ini, harga emas berjangka ini pun koreksi 0,8%.

Baca Juga: Wall Street anjlok lagi terseret koreksi saham teknologi dan lonjakan kasus Covid-19

"Harga emas rebound karena dolar membalikkan sebagian reli yang terjadi dalam dua hari sebelumnya," kata Tai Wong, Head of Base and Precious Metals Derivatives Trading BMO.

"Investor sudah menemukan bagian bawah dalam kisaran baru-baru ini, dan memilih untuk menambah kepemilikan emas jelang  pemilihan umum yang akan dilakukan minggu depan," tambah Wong. 

Di akhir pekan, indeks dolar AS terlihat stabil terhadap para pesaingnya setelah sebelumnya bergerak ke level tertinggi dalam sebulan. Ini membuat harga emas menjadi lebih murah bagi mata uang lainnya. 

Jelang hari pemilihan umum pada Selasa (3/11), calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, masih memimpin dalam jajak pendapatan nasional. Namun, Presiden Donald Trump masih memiliki peluang karena di sebagian besar negara bagian yang menjadi penentu, keduanya bersaing ketat. 

"Ada banyak potongan struktural di tempat untuk emas terus meningkat setelah pemilu, apa pun hasilnya," jelas Kevin Rich, Global Gold Market Advisor The Perth Mint.

"Hal ini berdasarkan jumlah stimulus fiskal yang masuk di AS dan secara global yang masih sangat besar. Dan ini akan menjadi sangat besar bagi mata uang, termasuk dolar AS," lanjut Rich.

Harga emas pun sudah naik 24% sepanjang tahun ini. Aset lindung nilai ini memang cenderung diuntungkan dari langkah-langkah stimulus yang luas dari bank sentral. Emas yang dipandang sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan pelemahan mata uang mendapat keuntungan. 

Baca Juga: Sejumlah perusahaan teknologi raksasa AS bukukan kinerja cemerlang

Sokongan bagi harga emas juga datang setelah kekhawatiran tentang lonjakan kasus virus corona di AS. Negara-negara di Eropa pun sudah mulai melakukan pengetatan demi menghambat penyebaran virus corona. 

Selain emas, komoditas logam mulai lainnya pun ditutup menguat pada akhir pekan ini. Seperti perak yang naik 1,3% menjadi US$ 23,57 per ons troi dan paladium yang menguat 0,9% ke US$ 2.210,67 per ons troi. Sementara itu, platinum malah turun 0,6% menjadi US$ 842,09 per ons troi. 

Selanjutnya: Sejumlah negara lakukan penguncian, harga minyak mentah di bawah US$ 40 per barel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari