KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia kembali berada dalam tekanan. Hal ini tercermin dari pergerakan yield SBN acuan 10 tahun yang kembali melemah. Sempat bergerak menguat dan menembus di bawah level 7,0%, kini yield SBN acuan 10 tahun kembali ke level 7,45%. Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia (BNI) Fayadri menyebut, naiknya yield SBN tersebut merupakan imbas dari rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan kemarin. Tingginya data inflasi AS ini juga telah mendorong tingkat imbal hasil US treasury 10 tahun mendekati level 3,5%. Selain itu, rilis data inflasi yang melampaui perkiraan telah memicu kekhawatiran investor akan adanya langkah yang lebih agresif dari The Fed. Kini pasar menantikan pengumuman kebijakan The Fed nanti malam, apakah menaikkan suku bunga sebesar 50 bps seperti rencana semula, atau lebih agresif dengan menaikkan suku bunga 75 bps.
Jelang Pengumuman Kebijakan The Fed, Pasar SBN Masih Tertekan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia kembali berada dalam tekanan. Hal ini tercermin dari pergerakan yield SBN acuan 10 tahun yang kembali melemah. Sempat bergerak menguat dan menembus di bawah level 7,0%, kini yield SBN acuan 10 tahun kembali ke level 7,45%. Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia (BNI) Fayadri menyebut, naiknya yield SBN tersebut merupakan imbas dari rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan kemarin. Tingginya data inflasi AS ini juga telah mendorong tingkat imbal hasil US treasury 10 tahun mendekati level 3,5%. Selain itu, rilis data inflasi yang melampaui perkiraan telah memicu kekhawatiran investor akan adanya langkah yang lebih agresif dari The Fed. Kini pasar menantikan pengumuman kebijakan The Fed nanti malam, apakah menaikkan suku bunga sebesar 50 bps seperti rencana semula, atau lebih agresif dengan menaikkan suku bunga 75 bps.