Jelang perayaan Imlek, begini proyeksi harga batubara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara saat ini masih di atas angin. Mengutip Bloomberg, harga batubara ICE Newcastle kontrak April 2021 berada di level US$ 87,2 per ton pada perdagangan Jumat (29/1). Dalam sepekan, harga batubara naik 3,26% dari harga Jumat (22/1) yang berada di level US$ 84,45 per ton.

Permintaan batubara dunia diperkirakan bakal meningkat seiring dengan datangnya perayaan Tahun Baru Imlek di China, yang merupakan konsumen batubara terbesar di dunia. Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Maryoki Pajri Alhusnah mengatakan, menjelang perayaan Imlek di China terdapat pemberlakuan libur selama sepekan. Aktivitas ekspor dan impor pun akan libur selama sepekan.

Dus, permintaan batubara akan lebih didorong untuk menutupi kebutuhan ketika libur tersebut. “Untuk harganya, tidak akan naik signifikan dari yang saat ini, karena kenaikan harga batubara seminggu terakhir ini didorong oleh Lunar New Year effect,” terang Maryoki kepada Kontan.co.id, Jumat (31/1).


Analis Phillip Sekuritas Indonesia Michael Filbery menilai, kenaikan harga batubara belakangan ini disebabkan oleh ketatnya pasokan batubara domestik China, meskipun negara tersebut telah merelaksasi kebijakan impor batubara. Menipisnya suplai batubara domestik berimbas pada terbatasnya produksi listrik di China yang tidak dapat mengimbangi kebutuhan penggunaan listrik setempat.

“Selain itu, permintaan terhadap listrik cenderung meningkat saat musim dingin dan menjelang perayaan Tahun Baru Imlek,” terang Michael kepada Kontan.co.id, Jumat (31/1).

Baca Juga: ESDM menjawab tudingan aktivitas pertambangan biang keladi banjir Kalimantan Selatan

Maryoki menyebut, setelah  perayaan tahun baru kalender lunar berlalu, maka permintaan batubara akan akan kembali normal. Bahkan, kemungkinan besar cenderung terjadi koreksi.

Ini karena adanya beberapa katalis, salah satunya China dan India (sebagai produsen dan konsumen terbesar batubara di dunia) belum  memiliki rencana untuk memotong produksi batubara mereka. Yang ada, keduanya justru berencana untuk meningkatkan produksi.

Di sisi lain, China berencana menaikkan impor batubara yang berasal dari Rusia dan Mongolia. Selain itu, katalis positif komoditas emas hitam ini  juga datang dari ekonomi China yang masih ekspansi.

Hal ini bisa dilihat dari purchasing managers’ index (PMI) China yang kembali ekspansi pada Januari 2021, yakni pada level 51,3 meski turun dari PMI manufaktur bulan Desember yang berada di 51,9.

Baca Juga: Batubara jadi barang kena pajak, PPN 10% dibayar oleh PLN

NH Korindo Sekuritas memperkirakan harga batubara pada tahun 2021 masih berkisar di US$ 60 per ton-US$ 75 per ton. Sementara Phillip Sekuritas memproyeksi rata-rata harga batubara tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan dengan harga rata-rata sepanjang tahun 2020.

“Jika benchmark harga batubara sepanjang tahun lalu ada di level US$ 60 per ton, kami perkirakan di tahun ini berada di level US$ 65 per ton,” tutup Michael. Adapun pemulihan perekonomian di China serta terjadinya defisit stok batubara di China akan meningkatkan prospek impor batubara oleh Negeri Tirai Bambu tersebut.

Baca Juga: APBI mengkhawatirkan dampak lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati