KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa karbon yang akan dirilis 26 September 2023 membawa dampak positif terhadap saham energi terbarukan (EBT). Hal itu terlihat dari nilai saham perusahaan-perusahaan itu yang kompak melesat. Salah satu perusahaan yang sahamnya mengalami kenaikan adalah PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International (
MUTU). Menurut data harga saham emiten EBT di bursa sebulan terakhir, saham MUTU mengalami kenaikan hingga 13,30%. Praktisi Pasar Modal yang juga Akademisi Universitas Atmajaya dan Trisakti, Hans Kwee mengatakan, bergulirnya bursa karbon memang akan menguntungkan bagi emiten saham energi baru terbarukan (EBT) yang bisnisnya ramah lingkungan.
Baca Juga: Indocement Tunggal (INTP) Perbesar Cuan di Luar Jawa, Cek Rekomendasi Analis “MUTU (akan diuntungkan) karena perdagangan karbon menjadi salah satu fokus perseroan. Perseroan juga telah memasuki pasar karbon jauh sebelum rencana pembentukan bursa karbon, yakni tahun 2015 sebagai lembaga verifikasi dan validasi,” kata Hans dalam keterangannya, Jumat (22/9/2023). Hans menjelaskan, peluang MUTU dalam bursa karbon cukup positif. Hal ini lantaran MUTU akan menjadi perusahaan yang bisa memberikan verifikasi dan validasi terhadap gas buang sebuah perusahaan ketika akan masuk dalam bursa karbon.
“Setiap perusahaan perlu menghitung emisi gas rumah kaca untuk menentukan apakah melewati batas atau di bawah. Nah ini perlu perusahan yang memiliki kemampuan verifikasi dan validasi terhadap gas buang sebuah perusahaan,” imbuhnya. Selain MUTU, Hans juga menyebutkan sejumlah emiten saham yang akan diuntungkan dengan bursa karbon ini. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (
PGEO), juga masuk dalam jajaran emiten yang diuntungkan karena memproduksi energi panas bumi yang lebih ramah lingkungan. Kemudian ada PT Barito Pacific Tbk (
BRPT) dengan anak perusahaannya, BREN dan Star yang menyediakan energi yang lebih ramah lingkungan dengan emisi yang lebih rendah.
Baca Juga: PGEO Bersiap Geber Kredit Karbon di Bursa Karbon Editor: Noverius Laoli