Jelang Produksi Perdana, Exxon Mulai Gelindingkan Program CSR



JAKARTA. Setelah tiga tahun menancapkan kukunya di bumi Bojonegoro, Exxon Mobil Oil Indonesia (EMOI) mulai bergerak membangun masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya melalui anak usahanya, Mobil Cepu Limited (MCL). Tidak tanggung-tanggung, dana yang digelontorkan pihak Exxon sejumlah US$ 2,5 juta untuk kabupaten Blora, Bojonegoro dan Tuban hanya untuk tahun 2008 saja.  Menurut Deputy Development Manager MCL, Dedy Afidick, dana pemberdayaan masyarakat Tuban, Blora dan Bojonegoro tersebut berasal dari Exxon pusat (Exxon Mobil Corporation).   US$ 500 ribu disalurkan pihak Exxon untuk membenahi Bojonegoro, Tuban dan Blora pasca banjir besar akhir tahun 2007. "Kami tahu jumlah tersebut belum cukup untuk mencakup tiga wilayah tersebut. Tetapi  nilai kerjasama antara Pemda, Exxon dan LSM untuk masyarakat melebihi nilai tersebut," ujar Dedy.  Sementara itu, Wakil Bupati Bojonegoro Setyo Hartono mengaku sangat berterima kasih kepada pihak Exxon. Setyo juga berharap agar kerjasama tersebut tidak sebatas penanggulangan pasca banjir belaka, akan tetapi juga untuk pencegahan banjir.  "Kami mendapat bantuan Rp 5 miliar dari Exxon, itu kita salurkan untuk pengasapan, merehabilitasi sarana kesehatan, puskesmas keliling, dan sebagainya," lanjut Setyo. Selain untuk bantuan kesehatan, CSR Exxon juga untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui metode manajemen berbasis sekolah. Dalam proyek ini Exxon melalyi MCL bekerjasama dengan UNICEF. "Unicef yang punya metode dan program, kita yang salurkan ke 35 TK, SD, SMP sampai perguruan tinggi di Kecamatan Kalitidu dan Ngasem, Bojonegori," Ujar Edy Purnomo, Humas MCL.  Exxon  juga merekrut 61 warga lokal untuk bekerja di MCL. Selain itu, Exxon juga memfasilitasi 48 warga lokal untuk belajar di Balai Latihan Kerja Bojonegoro. Ke 48 orang tersebut dimagangkan selama 19 hari dan diberi uang saku Rp 15 ribu per hari.Contoh lain CSR Exxon yang dianggap berhasil adalah proyek irigasi dan sanitasi di Kecamatan Rengol, Tuban senilai Rp 178 juta. Di situ ada 200 hektare sawah yang berhasil bertahan dari musim kemarau. Tak heran produksi padi meningkat dari lima juta ton per tahun menjadi sembilan juta ton per tahun. Program ini hanya satu cluster dari total 16 cluster yang diberdayakan MCL bersama IRE Yogyakarta.    
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: