JAKARTA. Setelah menyentuh level tertinggi selama dua pekan, harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) kembali terpangkas karena investor melakukan aksi ambil untung (profi taking). Namun, harga minyak sawit mentah masih bisa mendaki karena kenaikan permintaan menjelang bulan puasa. Harga CPO untuk kontrak pengiriman Juli 2014 di Bursa Derivatif Malaysia bertengger di RM 2.592 per ton pada Jumat (16/5). Harga CPO ini turun 1,33% dari hari sebelumnya. Pelemahan harga ini terjadi setelah reli naik selama lima hari berturut-turut. Putu Agus Pransuamitra, analis PT Monex Investindo Futures mengatakan, harga minyak sawit melemah akibat aksi profit taking yang dilakukan investor di akhir pekan. Maklum, sebelumnya harga CPO menguat dan menyentuh level tertinggi dalam dua pekan terakhir.
"Kenaikan harga sebelumnya terjadi karena ekspor CPO Malaysia melonjak," kata Putu. Pada periode 1 Mei–15 Mei 2014, ekspor CPO Malaysia mencapai 639.414 ton naik 22,5% dibandingkan periode 1 April–15 April 2014. Sedangkan, Dian Agustina, analis MNC Securities bilang, melemahnya harga terjadi karena perkiraan ekspor CPO yang meleset. Misalnya, China yang mengurangi pembelian CPO hampir 51%. "Selain dipengaruhi perlambatan ekonomi China, juga karena nilai tukar yuan terhadap dollar AS yang melemah," kata Dian. Potensial naik Namun, penurunan harga CPO diperkirakan hanya berlangsung sementara. Kenaikan permintaan menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri dapat menopang harga minyak sawit dalam beberapa waktu ke depan. "Konsumsi dari India, Pakistan, dan Timur Tengah biasanya akan meningkat jelang bulan Ramadan," kata Putu. Dian juga yakin, pelemahan harga CPO ini tidak akan berlangsung lama. "Hal ini didukung dengan semakin dekatnya bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri yang bisa mengerek permintaan CPO," imbuh Dian.