Jelang Puasa, Harga Sembako Stabil



JAKARTA. Masyarakat bisa bernapas lega. Pasalnya, dua pekan menjelang Ramadhan alias bulan puasa 2008, belum terlihat adanya gejolak harga-harga kebutuhan pokok alias sembako, seperti beras, gula pasir, minyak goreng, daging sapi, daging ayam, telur, terigu, dan susu. Yang lebih menenangkan, ada jaminan dari pemerintah bahwa harga-harga kebutuhan pokok tersebut akan stabil. Direktur Bina Pasar dan Distribusi Departemen Perdagangan (Depdag) Gunaryo menyatakan, harga beberapa kebutuhan pokok masih aman karena pasokannya cukup. "Hingga hari ini kebutuhan pokok masih aman. Belum terlihat tanda-tanda kenaikan," katanya, hari ini.

Gunaryo belum khawatir akan ada gejolak harga menjelang puasa 1 Oktober 2008. Dia memprediksi, kenaikan harga hanya akan berlangsung dua hingga tiga hari menjelang awal puasa. "Tapi naiknya paling hanya 5% saja," ujarnya. Tapi setelah itu harga akan kembali normal.

Dari beberapa kebutuhan pokok, Gunaryo meramal, hanya harga ayam dan bumbu saja yang mengalami peningkatan karena permintaannya juga meningkat. "Permintaan akan naik 10-15%," tambahnya. Gunaryo sepertinya tidak asal ngecap. Menurut Direktur Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Nelis Soekidi, harga-harga memang masih stabil. "Contohnya, empat jenis beras di PIBC masih normal, belum ada kenaikan yang berarti," jelasnya.


Untuk harga beras IR 1, misalnya, harga masih berkisar Rp 5.050 hingga Rp 5.100 per kg. Sedang beras IR Super berkisar Rp 5250 hingga Rp 5.300 per kg.

Menurut Nelis, kecil kemungkinan harga beras naik tinggi menjelang puasa. "Karena pasokan beras kita masih mencukupi," ujarnya. Sekarang, PIBC menampung lebih dari 2.000 ton beras per hari. "Maka itu, kita masih di batas aman," lanjutnya. Walaupun pekan kemarin sempat naik Rp 50 - Rp 100 per kg. "Itu masih aman," ucapnya.

Nelis bilang permintaan beras juga belum mempengaruhi jumlah stok beras di PIBC. "Permintaan masih setara dengan stok kami," ujarnya. Dia memprediksi kenaikan permintaan baru terjadi November dan Desember, di saat kemarau panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie